jpnn.com, WASHINGTON - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Mark Esper mengatakan, pihaknya akan segera mengirimkan sekitar 750 tentara lagi ke Timur Tengah. Pernyataan itu disampaikannya beberapa jam setelah para demonstran menyerbu Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Baghdad, Irak.
"Sekitar 750 tentara akan dikerahkan ke wilayah itu sesegera mungkin dan personel tambahan dari Pasukan Reaksi Cepat (IRF) siap untuk diterjunkan dalam beberapa hari ke depan," ujar pimpinan Pentagon itu dalam serangkaian cuitannya di Twitter pada Selasa (31/1) malam waktu setempat.
BACA JUGA: Kedubes Amerika di Baghdad Dikepung Massa, Dubesnya Terbirit-birit
"Pengerahan ini merupakan tindakan tepat sekaligus tindakan pencegahan yang diambil untuk menanggapi meningkatnya level ancaman terhadap personel dan fasilitas AS, seperti yang kita saksikan di Baghdad hari ini," tambah Esper.
Keputusan Pentagon dibuat beberapa jam setelah ratusan demonstran menyerbu Kedutaan Besar AS di Zona Hijau Baghdad. Banyak dari pengunjuk rasa, yang mengenakan seragam militer, berunjuk rasa di luar kedutaan sembari meneriakkan slogan-slogan yang mengecam serangan udara pasukan AS ke pangkalan Hashd Shaabi di Irak.
BACA JUGA: Amerika Desak Irak Segera Gelar Pemilu
Unjuk rasa tersebut kemudian berubah menjadi aksi kekerasan ketika para demonstran membakar sebuah pos keamanan dan gerbang luar kedutaan.
Presiden AS Donald Trump menuding Iran sebagai pihak yang mengatur serangan terhadap kedutaan besarnya. Dia menegaskan bahwa Iran harus bertanggung jawab penuh atas jatuhnya korban jiwa dan kerusakan di semua fasilitas milik AS.
BACA JUGA: Amerika Desak Irak Penuhi Tuntutan Demonstran Pro-Reformasi
"Mereka akan membayar HARGA yang sangat MAHAL! Ini bukan Peringatan, ini adalah Ancaman," tulis Trump di Twitter.
Pasukan AS menyerang lima lokasi di Irak dan Suriah yang dikuasai kelompok paramiliter Kata'ib Hizbullah (KH), atau Brigade Hizbollah, Minggu (29/1). Operas militer tersebut merupakan balasan atas serangan terhadap pasukan AS di Irak belum lama ini.
Sementara itu, Iran telah membantah terlibat dalam serangan terhadap pasukan AS di Irak baru-baru ini. (Xinhua/ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil