jpnn.com, TEHRAN - Menteri Dalam Negeri Iran Abdolreza Rahmani Fazli pada Sabtu (20/2) mengatakan perbatasan antara Iran dan Irak akan ditutup akibat kasus COVID-19 kembali melonjak di Provinsi Khuzestan, Iran barat daya.
"Untuk mengendalikan wabah coronavirus di Provinsi Khuzestan, perbatasan Iran dengan Irak akan ditutup dan perjalanan komuter ke provinsi itu tidak diizinkan," kata Rahmani Fazli seperti dikutip kantor berita resmi IRNA.
BACA JUGA: Amerika Perlu Tahu, Angkatan Laut Iran Terus Berlatih Siang dan Malam
Masih pada Sabtu, Kementerian Kesehatan dan Pendidikan Medis Iran melaporkan 7.922 kasus harian COVID-19, menambah total kasus infeksi nasional menjadi 1.566.081.
Pandemi COVID-19 sejauh ini telah merenggut 59.409 jiwa di Iran, bertambah 68 dalam 24 jam terakhir, kata Sima Sadat Lari, Juru Bicara Kementerian Kesehatan dan Pendidikan Medis Iran, dalam konferensi pers hariannya.
BACA JUGA: Gelombang Keempat Covid-19 Ancam Iran
Dari seluruh kasus infeksi baru tersebut, 472 di antaranya dirawat di rumah sakit, tutur Lari. Total 1.337.877 orang telah pulih dari COVID-19 dan diizinkan meninggalkan rumah sakit, sementara 3.677 orang masih berada di unit perawatan intensif, imbuhnya.
Menurut juru bicara itu, 10.387.561 tes coronavirus telah dilakukan di Iran hingga Sabtu. Iran mengumumkan kasus-kasus pertama COVID-19 pada 19 Februari 2020. (xinhua/ant/dil/jpnn)
BACA JUGA: Ini Peristiwa Langka, Republik Islam Iran Memuji Keputusan Amerika
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Adil