Skandal Bapanas-Bulog Gate 2024 Dinilai Berpotensi Bebani Devisa Negara

Jumat, 19 Juli 2024 – 12:48 WIB
Ilustrasi impor beras: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR) Gede Sandra meyakini dampak skandal mark up impor beras Bapanas-Bulog Gate 2024 akan membebani devisa negara di tengah melemahnya nilai tukar rupiah dihadapan dolar Amerika Serikat (AS).

Gede menegaskan, kebijakan ugal-ugalan impor beras Bapanas dan Bulog pimpinan Arief Prasetyo Adi- Bayu Krisnamurthi tidak mengantarkan kebaikan untuk rakyat.

BACA JUGA: Dilaporkan ke KPK Terkait Impor Beras, Bapanas-Bulog Dinilai Cari Selamat via Bansos

Demikian hal tersebut disampaikan Gede menanggapi skandal mark up impor beras Bapanas-Bulog Gate yang berpotensi membuat negara rugi hingga Rp 8,5 triliun.

Kasus yang dilaporkan Studi Demokrasi Rakyat (SDR) ke KPK turut menyeret nama kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dan Dirut Perum Bulog Bayu Krisnamurthi.

BACA JUGA: Soal Impor Beras 5 Juta Ton, Maruf Amin: Belum Tentu

“Banyaknya impor dengan kurs yang semakin lemah akan menguras devisa dan sekaligus mengurangi pertumbuhan ekonomi,” tegas Gede, Jumat (19/7).

Gede pun menagih pertanggung jawaban dari Bapanas-Bulog terkait potensi terbebaninya devisa dan melambatnya pertumbuhan ekonomi imbas skandal mark up impor beras tersebut. Gede meminta Bapanas dan Bulog dapat bertanggung jawab dihadapan hukum.

BACA JUGA: Bapanas Pastikan Impor Beras Tak Ganggu Petani

“Kalau memang terbukti jelas harus bertanggung jawab secara hukum ya,” ungkap Gede.

Gede melanjutkan, Bapanas dan Bulog pimpinan Arief Prasetyo Adi-Bayu Krisnamurthi juga harus dapat menjawab secara gamblang tudingan dari keterlibatan dari skandal mark up dengan nilai kerugian mencapai Rp 8,5 triliun tersebut.

“Bulog dan Bapanas harus menjawab potensi mark up impor beras yang dituduhkan banyak pihak,” pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto membeberkan fakta terbaru dari permainan skandal mark up impor beras.

SDR telah melaporkan skandal mark up impor beras Bapanas-Bulog Gate 2024 ini ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Bahwa berdasarkan data yang kami temukan diperoleh informasi rata-rata harga yang dikenakan (Bulog)untuk beras seharga USD 660/ton cost, insurance, and freight (CIF),” kata Hari Purwanto, Minggu (14/7).

Hari Purwanto melanjutkan, Bulog juga mengimpor beras dengan harga rata-rata USD 655/MT CIF Indonesia. Hal ini, kata Hari Purwanto, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret tahun 2024.

“Jika merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pada Maret 2024 RI sudah mengimpor beras sebanyak 567,22 ribu ton atau senilai USD371,60 juta. Berarti Bulog mengimpor beras dengan harga rata-rata USD 655/MT CIF Indonesia,” papar Hari Purwanto.

Hari Purwanto menambahkan, kebohongan Bulog semakin terkuak lantaran realisasi harga dari pemenang tender lainnya jauh lebih tinggi daripada penawaran perusahaan asal Vietnam Tan Long Group yang hanya 538 dolar AS per ton.

Tan Long Group menyebut salah satu anggotanya yakni LOC TROI berhasil memenangkan tender Bulog 100.000 ton beras lantaran mengajukan harga lebih rendah US$15/Ton dari yang mereka tawarkan. Harga ini jauh lebih rendah dari yang ditawarkan Tan Long group sebesar US$538/Ton.

Namun dalam data yang dimiliki Bulog atau joint stock realisasi harga dari pemenang tender yakni LOC TROI sebesar US$ 604/TON.

Padahal berkaca klaim dari Tan Long Group maka LOC TROI seharusnya hanya mengajukan harga penawaran hanya sebesar US$523/Ton Free on Board (FOB).

Dengan demikian, jika dihitung dari Cost, Insurance, and Freight (CIF) LOC TROI yang ada di dalam data Bulog yakni US$604/ton terdapat selisih harga US$46/ton. Terlebih jika harga CIF milik Loc Troi dikurangi US$ 15/ton dari harga penawaran Tan Long US$573/ton yaitu US$558/ton.

“Ini selisih dari Loc Troi yang dapat order 100 ribu/Ton x US$46/Ton = US$4,6 juta  Ini mark up harga Bulog dari 1 perusahaan, Loc Troi. Belum markup dari perusahaan lain yang jumlahnya 2,2 juta ton. Untungnya lebih dari Rp 2,7T. Ini Skandal Bapanas-Bulog Gate 2024,” beber Hari Purwanto.

Sementara itu, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan membeberkan perhitungannya soal kerugian negara yang ditimbulkan apabila mark up terjadi pada impor beras tahun 2023 dan bulan Januari-April 2024 yang mencapai 4,83 juta ton.

“Total impor beras tahun 2023 mencapai 3,06 juta ton, dan Januari-April 2024 sudah mencapai 1,77 juta ton. Total 4,83 juta ton. Kalau modus markup sebesar 117 dolar AS per ton ini terjadi sejak tahun 2023, maka kerugian negara memcapai 565 juta dolar AS, atau sekitar 8,5 triliun rupiah,” kata Anthony, Kamis, (11/7). (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler