jpnn.com, RIYADH - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazis memecat dua bangsawan kerajaan dan merekomendasikan mereka bersama dengan empat perwira militer untuk diselidiki dalam kasus korupsi di Kementerian Pertahanan.
Pencopotan itu diumumkan dalam keputusan kerajaan yang dikeluarkan pada Selasa pagi dan diberitakan oleh media pemerintah.
BACA JUGA: Kabar Terbaru soal Kondisi Raja Salman
Keputusan itu menyebut Pangeran Fahd bin Turki bin Abdulaziz Al Saud akan dicopot sebagai komandan satuan gabungan dalam koalisi pimpinan Saudi yang berperang di Yaman. Sedangkan, Pangeran Abdulaziz bin Fahd, putra Pangeran Turki, dicopot dari posisi sebagai wakil gubernur di kawasan al-Jouf.
Keputusan itu disebutkan berdasarkan surat resmi Putra Mahkota Mohammed bin Salman kepada komite antikorupsi untuk menginvestigasi transaksi keuangan mencurigakan di Kementerian Pertahanan.
BACA JUGA: Pesan Netanyahu kepada Raja Salman Cs Setelah Uni Emirat Arab Resmi Jadi Sahabat Israel
Setelah menjadi ahli waris tahta pada 2017 dalam kudeta istana yang menggulingkan pendahulunya, Pangeran Mohammed meluncurkan kampanye anti korupsii.
Gerakan itu membuat sejumlah bangsawan, menteri, dan pengusaha ditahan di hotel Ritz-Carlton Riyadh. Sebagian besar dibebaskan setelah mencapai kesepakatan penyelesaian yang dirahasiakan dengan negara.
BACA JUGA: Raja Salman Terbaring di RS, Pangeran MBS Bahas Isu Penting dengan Donald Trump
Pangeran muda itu telah menjadikan perlawanan terhadap korupsi sebagai pilar reformasinya.
Para pengkritik menganggap pembersihan itu sebagai perebutan kekuasaan oleh putra mahkota, yang telah bergerak untuk mengesampingkan saingan mana pun untuk nantinya mendapatkan tahta, juga untuk mengambil kendali aparat keamanan negara dan meredam perbedaan pendapat.
Pihak berwenang menghentikan gerakan penahanan Ritz itu setelah 15 bulan tetapi mengatakan pemerintah akan terus berupaya memberantas korupsi oleh para pegawai negara.
Pada Maret, pihak berwenang menangkap hampir 300 pejabat pemerintah, termasuk militer dan petugas keamanan, atas tuduhan penyuapan dan eksploitasi jabatan publik.
Sebelum menjadi komandan pasukan gabungan dalam koalisi, Pangeran Fahd adalah komandan Pasukan Darat Kerajaan Arab Saudi, unit pasukan terjun payung dan pasukan khusus, sebagaimana dilaporkan harian Saudi Arab News. Ayahnya adalah mantan wakil menteri pertahanan.
Surat keputusan itu menyebutkan bahwa putra mahkota menunjuk Letnan Jenderal Mutlaq bin Salem bin Mutlaq Al-Azima untuk menggantikan Pangeran Fahd.
Koalisi pimpinan Saudi melakukan intervensi di Yaman pada 2015 untuk melawan gerakan Houthi, yang berpihak pada Iran dan menggulingkan pemerintah dukungan Saudi dari kekuasaan di Sanaa. Konflik yang dipandang sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran, telah mengalami kebuntuan militer selama bertahun-tahun. (ant/dil/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Adil