jpnn.com, SURABAYA - Nama beberapa petinggi PSSI terseret kasus dugaan pengaturan skor di Liga 3 yang melibatkan Persibara Banjarnegara. Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono dan mantan manajer Persibara Lasmi Indaryani berulangkali menyebut nama Miss T dan Mr P sebagai dalangnya.
Selain itu, terseret pula nama petinggi PSSI seperti anggota Exco Johar Lin Eng dan Papat Yunisal. Juga, anggota Komdis PSSI Dwi Irianto alias Mbah Putih. Hanya, yang dianggap sebagai tokoh sentralnya tetap berada dalam diri Miss T dan Mr P. Siapa mereka sebenarnya?
BACA JUGA: Berita Terbaru soal Pengaturan Skor yang Diadukan OTP37
Lasmi akhirnya buka-bukaan. Yang dimaksud mantan manajer timnas U-16 putri Indonesia itu adalah Anik Yuni Artika Sari. Perempuan yang disapa Tika itu pernah menjadi wasit pada Liga Futsal Nusantara (LFN) 2016 Jateng. Sedangkan, Mr P yang dimaksud adalah Priyanto alias Mbah Pri.
”Tika itu mengaku sebagai anaknya Mbah Pri. Selama beberapa bulan dia (Tika, Red) selalu bersama saya,” ucap Lasmi. ”Ternyata hanya menjadi penyusup yang menjadi suruhan Mbah Pri,” imbuhnya.
BACA JUGA: Manajer OTP37 Mengaku Sudah Lapor ke Komdis PSSI, tapi
Tika yang kelahiran Pati, 7 Juni 1992 itu merupakan wasit futsal profesional dari Jateng. Lisensi sebagai wasit futsal telah dimilikinya sejak 2015. Lisensi nasional level 1 didapatkan perempuan yang pernah kuliah di Universitas PGRI Semarang itu setelah mengikuti kursus wasit pada 20-24 Oktober 2016 di Jatinangor, Jabar.
Sebelum menjadi wasit futsal dengan memulainya di level pelajar hingga Liga Nusantara, dia pernah menjadi pemain futsal. Pernah bergabung dengan beberapa klub di Semarang dan beberapa kota lain di Jateng.
BACA JUGA: Terlibat Pengaturan Skor, PSMP Dilarang Ikut Kompetisi
Namanya mulai terkait dengan pengaturan skor setelah Budhi dan Lasmi buka suara. Lasmi ketika masih menjadi manajer Persibara mengatakan diminta oleh Tika untuk membayar Rp 500 juta sampai Rp 600 juta supaya lolos 32 besar Liga 3. Bahkan, dijanjikan akan dikembalikan duit itu kalau tidak lolos. Ternyata, tidak lolos dan belum dikembalikan.
Dari Lasmi, Jawa Pos kemudian mendapatkan nomor kontak Tika. Sayang, sekali berkali-kali dihubungi, tapi tidak ada respons. Akun media sosial Tika di Instagram dan Twitter juga tak lagi aktif.
Sementara itu, setelah mengungkap kasus pengaturan skor, Lasmi mengatakan bahwa banyak menerima teror.
”Kepolisian sudah menunjuk tim (Satgas Antimafia Bola Polri, Red) langsung yang ditemukan kepada saya. Setelah itu kami langsung ke Polda Metro Jaya untuk menyerahkan barang bukti,” jelasnya.
Setelah buka-bukaan kasus itu, Lasmi mengaku dikejar-kejar oleh oknum yang meminta keterangan dan barang bukti. ”Padahal, saya sudah di-BAP resmi oleh satgas yang ditugasi langsung Kapolri. Kenapa masih ada oknum yang minta bukti lagi,” terang Lasmi.
”Akhirnya handphone saya diamankan kepolisian. Sebab, banyak oknum yang mengincarnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut Lasmi mengatakan bahwa polisi masih mendalami kasus tersebut. Polisi belum dapat memastikan karena masih banyak saksi yang harus dimintai keterangan. ”Nama-nama yang saya sebut kemungkinan akan dipanggil,” ujar Lasmi. (ana/ham)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Usut Pengaturan Skor, Polri Gerak Cepat
Redaktur & Reporter : Soetomo