jpnn.com - BARCELONA - Referendum Skotlandia mengubur mimpi kaum nasionalis untuk merdeka. Inggris Raya lega karena berhasil mempertahankan Skotlandia sebagai bagian dari wilayahnya. Uni Eropa (UE) juga bersyukur lantaran tidak akan kehilangan anggota. Namun, justru di pihak lain, Catalunya makin bersemangat mempersiapkan perpisahan dari Spanyol.
Kemarin (19/9) para legislator Catalunya kembali membahas peluang untuk mengadakan referendum. Menurut rencana, parlemen regional memberikan wewenang kepada Presiden Catalunya Artur Mas untuk melaksanakan referendum pada November mendatang.
Hingga Rabu (17/9), pemerintahan Perdana Menteri (PM) Spanyol Mariano Rajoy masih tidak memberikan izin bagi Catalunya untuk menyelenggarakan referendum. Jika parlemen regional nekat mengesahkan undang-undang yang akan menjadi landasan penyelenggaraan referendum, Madrid berhak mencabut. Sebab, konstitusi Spanyol melarang parlemen regional memboikot keputusan parlemen pusat.
Berbeda dengan Skotlandia, referendum Catalunya yang rencananya berlangsung pada 9 November mendatang itu tidak langsung membuat kawasan kaya sumber daya alam tersebut berpisah dari Spanyol. Sebab, referendum Catalunya bukanlah tentang memilih merdeka atau tidak. Masyarakat Catalunya hanya perlu memberikan dukungan atau penolakan pada wacana berpisah dari Spanyol.
Bila sebagian besar penduduk Catalunya mendukung gagasan untuk merdeka, (Mas)punya alasan untuk memperjuangkan keinginan rakyatnya. Dia akan menghadap parlemen dan membahas peluang merdeka. Tetapi, Rajoy tidak pernah merestui upaya tersebut. Bagi dia, perpisahan bakal mencederai semangat UE tentang integrasi. "Wilayah yang berpisah dari negaranya akan menjadi pihak ketiga dalam UE," ujarnya. (AP/AFP/hep/c14/ami)
BACA JUGA: 227 Korban MH17 Telah Diidentifikasi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Video Ke-4, ISIS Mendadak Lembut
Redaktur : Tim Redaksi