jpnn.com - WASHINGTON - Militan Negara Islam alias Islamic State (IS), yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS atau ISIL, kembali merilis video.
Kamis lalu (18/9) kelompok radikal itu menayangkan rekaman audiovisual salah seorang sanderanya yang berasal dari Inggris. Pria bernama John Cantlie tersebut berprofesi sebagai jurnalis foto.
Berbeda dengan tiga video sebelumnya yang berisi adegan pemenggalan kepala, video Cantlie jauh dari pemandangan sadis atau mengerikan. Tapi, ISIS menyatakan bahwa video yang beredar luas melalui internet tersebut baru bagian pertama.
BACA JUGA: Kangen Kampung Halaman, Pria Ini Santap Kucing Tetangga
Kabarnya, ISIS punya beberapa video dengan tokoh utama Cantlie yang merupakan bagian dari satu rangkaian panjang.
Dalam video berdurasi tiga menit tersebut Cantlie duduk di belakang sebuah meja. Jurnalis foto yang bekerja untuk The Sunday Times, The Sun, dan The Sunday Telegraph itu mengatakan bahwa dirinya akan mengungkap kebenaran tentang ISIS.
Video yang diedarkan oleh Al Furqan, media ISIS, itu bertajuk Lend Me Your Ears. Melalui rangkaian video tersebut, kabarnya, Cantlie akan mengajak publik mengenal IS lebih dekat.
Seperti para sandera dalam tiga video ISIS sebelumnya, Cantlie pun mengenakan pakaian serba-oranye. Menghadap ke salah satu di antara tiga kamera di lokasi penyanderaannya, dia mengkritik perang antiteror Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya.
BACA JUGA: Celaka karena Ketiak Terbakar
Dalam kesempatan itu dia juga mengeluh kepada pemerintah Inggris yang memilih untuk mengabaikan para sandera ISIS.
Jika tiga sandera lain tampil bersama algojo ISIS yang hanya terlihat matanya, tidak demikian Cantlie. Video terbaru ISIS itu sama sekali tidak memperlihatkan seorang militan pun.
"Saya imbau kepada para pemirsa untuk menyaksikan rangkaian film yang akan mengungkap sisi lain militan ISIS," katanya sambil menatap kamera. Namun, ISIS belum menerbitkan rangkaian video yang lain hingga kemarin (19/9).
Terpisah, Peter Neumann mengatakan bahwa ISIS berusaha menampilkan perubahan dalam video keempat mereka. Direktur International Centre for the Study of Radicalisation and Political Violence pada King's College London itu menduga ISIS sengaja merilis video lembut menjelang aksi udara koalisi antiteror bentukan AS. Tampaknya, menurut dia, ISIS berusaha menghindari aksi militer.
"Mereka sangat brutal dan ini membuat negara-negara Barat bisa dengan mudah menggambarkan musuh mereka sebagai sekelompok manusia barbar yang layak ditumpas," kata Neumann tentang tiga video ISIS sebelumnya.
BACA JUGA: Referendum Berakhir, Skotlandia Tolak Kemerdekaan
Karena itu, lanjut pengamat politik tersebut, ISIS berusaha mengubah citra mereka menjadi militan biasa. Dengan demikian, publik akan berusaha meredam aksi militer Barat di Iraq dan Syria. (AP/AFP/hep/c11/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasil Awal Referendum Skotlandia, Mayoritas Memilih Tidak
Redaktur : Tim Redaksi