Skuat Persija Dibubarkan, Tim Tagih Gaji

Kamis, 10 September 2015 – 07:16 WIB
Rahmad Darmawan. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Skuat Persija Jakarta langsung dibubarkan, setelah gagal menembus 8 Besar Piala Presiden 2015. Pembubaran ini tak serta merta menyelesaikan masalah. Ofisial tim dan pemain kembali menuntut hak mereka yang belum dibayar oleh manajemen.

Rencana klub menyongsong kompetisi Indonesia Super League (ISL) mendatang pun gelap.

BACA JUGA: Terungkap! Harga Gelandang Anyar MU Ternyata tak Mahal

"Solusi masalah persiapan ini sudah lewat. Mau pakai solusi apa lagi. Jadi, memang sudah tidak ada lagi solusinya," kata Asisten Pelatih Macan Kemayoran Satia Bagdja Ijatna kemarin.

Sebelumnya, pelatih kepala Rahmad Darmawan juga memiliki banyak kendala dalam membangun tim di turnamen Piala Presiden.

BACA JUGA: Bek Muda Andalan Tottenham Bertahan Hingga 2020

Mulai dari masalah tunggakan gaji, keterlambatan pemain datang pemusatan latihan, hingga permasalahan kartu izin tinggal sementara (Kitas) Mbida Messi yang kadaluarsa.

"Persiapan ISL musim depan, kita tidak tahu. Malam kemarin (7/9) sama Presiden (Ferry Paulus), tim ini sudah dibubarkan. Jadi, bukan pemain yang ini lagi nanti," ungkap mantan asisten Ivan Kolev di Timnas Indonesia itu.

BACA JUGA: Kroasia Resmi Pecat Niko Kovac

Selain memanggil beberapa pemain lama, di ajang Piala Presiden tim pelatih juga merekrut empat legiun baru. Mereka di antara Vendry Mofu, Muhammad Nur Iskandar, James Koko Lomell dan Irsyad Maulana. Nasib pemain pinjaman ini pun sudah sudah diserahkan ke klub asalnya masing-masing.

"Jadi kita tidak tahu ke depan tim Persija kaya apa. Kita pun tidak tahu apakah masih menjadi pelatih Persija atau tidak," keluh dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu.

Tapi, seiring menatap masa depan yang masih buram terkait PSSI disanksi FIFA dan Menpora, jajaran juru latih masih menunggu haknya dilunasi. Gaji yang masih ditunggak manajemen klub masih ada dua bulan lagi. Terakhir, manajemen mencicil 25 persen yang dibayar selama dua kali.

"Total gaji lupalah. Masing-masing pelatih dan pemain mempunyai total tunggakan sendiri-sendiri. Ya, tidak usah dieksposlah, tidak enak," ujar Satia Bagdja.

Pelunasan berikutnya terjadi pada 18 September mendatang lantaran tim memulai latihan sejak 18 Agustus lalu. Uang itu berasal dari pencairan dana sponsor NET TV, Achilles, Columbia dan Mogu-Mogu. Ditambah subsidi dari babak penyisihan grup Piala Presiden Rp 500 juta dan transportasi Rp 100 juta.

Pengelola klub juga masih mendapatkan uang kompensasi rating TV di tiga pertandingan penyisihan grup saat melawan Bali United, Persita Tangerang dan Mitra Kukar. Kemudian rate TV dua laga Qatar National Bank (QNB) League 2015 yang diberhentikan karena alasan force majeure. Kala itu Persija melawan Arema Cronus dan Persela Lamongan.

Andai saja tim ibu kota masuk ke babak delapan besar turnamen yang digagas Mahaka Sports and Entertainment, paling tidak punya tujuh laga. Soalnya, tujuh pertandingan tersebut pencairan dana sponsor bisa buat membayar satu bulan gaji pelatih dan pemain. Tapi, kenyataan berkata lain, manajemen kesulitan lagi membayar kewajibannya.

"Kita cuma ingin menuntut gaji. Ya, jelaslah gaji kita yang di belakang belum dibayar. Ya, kita tuntut mereka," ucap pesepak bola yang pernah berposisi sebagai midfielder. (agn)

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Buah Semangat Spartan Skuat Ayam Kinantan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler