jpnn.com - CIBUBUR - Meninggalnya Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Slamet Effendy Yusuf , menyisakan kepedihan bagi keluarga, kerabat dan sahabat-sahabatnya. Apalagi almarhum dikenal sebagai sosok yang ramah dan memiliki pemikiran yang luarbiasa.
"Kita tentu bersedih. Mari kita doakan agar beliau diterima di sisi Allah SWT, diampuni segala kesalahannya dan diterima semua amal ibadahnya," ujar Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie, saat melayat ke rumah duka, Kompleks Perumahan Citra Gran, Castle Garden Blok H-5, Cibubur, Kamis (3/12).
BACA JUGA: SIMAK! Luhut Panjaitan Ceramah soal Pemberantasan Korupsi di Senayan
Menurut pria yang akrab disapa Ical ini, almarhum sepanjang hidupnya telah memberi kontribusi luarbiasa bagi Indonesia.
Mulai dari saat duduk sebagai anggota DPR dari Fraksi Golkar, Ketua MPR (1988-1993), maupun saat berkiprah di PBNU.
BACA JUGA: Hai Jaksa Agung! Tuntaskan Dulu Kasus-kasus Mangkrak, Baru Urus Setnov
"Beliau juga selama ini berjuang dalam Partai Golkar. Ia tidak ingin menonjolkan diri. Tetapi pikiran-pikirannya bagi bangsa dan negara, luarbiasa," kata Ical.
Ical mengaku terakhir bertemu Slamet sekitar dua bulan lalu. Karena almarhum sangat memahami Undang-Undang Dasar (UUD) dan Pancasila, Ical kemudian memintanya masuk dalam tim pengkajian MPR untuk UUD.
BACA JUGA: Membanggakan, Tari Bali Resmi Menjadi Warisan Budaya Dunia
Slamet Effendy Yusuf meninggal dunia pada Rabu malam, (2/12) sekitar pukul 23.00 WIB. Mantan Ketua Umum GP Ansor dua periode itu menghembuskan napas terakhir di Hotel Ibis Braga Bandung, di usia ke 67 tahun.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Nyusul Kejagung Garap Skandal Papa Minta Saham
Redaktur : Tim Redaksi