jpnn.com - KARANGREJA - Aktivitas Gunung Slamet kembali mengalami kenaikan aktivitas kegempaan maupun hembusan.
Rabu (23/7) pagi kembali menyemburkan asap tebal beberapa kali, bahkan ketinggian asap mencapai 2.000 meter.
BACA JUGA: Jembatan Comal Baru Bisa Dilewati Jumat
Sejak Kamis lalu, aktivitas Gunung Slamet mengalami kenaikan aktivitas, baik hembusan asap, letupan maupun gempa. Meskipun aktivitas Gunung Slamet meningkat, namun masyarakat di Pos Bambangan tidak terpengaruh. Aktivitas masyarat masih terlihat normal.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga, Priyo Satmoko mengatakan, Gunung yang terletak di perbatasan antara Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal dan Brebes itu kembali meningkat dalam beberapa hari terakhir.
BACA JUGA: Kebakaran Jelang Lebaran, 13 KK Kehilangan Tempat Tinggal
Berdasar data dari pos pengamatan gunung api Gambuhan, Pulosari, Pemalang tertanggal 22 Juli 2014 hingga pukul 00.00, secara visual cuaca terang, angin tenang. Gunung Slamet tampak teramati 10 kali letusan abu setinggi 600-2000 meter, condong ke timur.
"Adapun dari hasil rekam seismograf, tercatat terjadi 45 kali gempa letusan dan 292 kali gempa hembusan. Statusnya masih waspada, belum dinaikkan dan belum diturunkan," tuturnya.
BACA JUGA: Petasan Menjamur, Polisi Belum Razia
Ia menghimbau, kepada masyarakat untuk tidak beraktifitas di radius dua kilomater di sekitar puncak Gunung Slamet. Pasalnya, radius dua kilometer merupakan radius bahaya dari letupan maupun lontaran yang dikeluarkan kawah gunung.
Dua hari lalu, di lereng Timur dan Selatan Gunung Slamet juga terjadi hujan abu. Namun karena cuaca mendung, abu tersebut tidak terlalu jelas terlihat.
Beberapa pengendara sepeda motor di Desa Karangcegak Kecamatan Kutasari banyak yang terganggu dengan hujan abu tersebut.(jok/bdg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Awasi Daging Tak Layak Konsumsi
Redaktur : Tim Redaksi