SMB II, Bandara Internasional Bercitarasa Lokal

Rabu, 03 April 2013 – 22:11 WIB
JAKARTA - PT Angkasa Pura II saat ini tengah merealisasikan proyek tahap kedua pengembangan bandara internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) di Palembang. Berbeda dengan pembangunan bandara-bandara yang pada umumnya ingin menunjukkan kekhasan bangunan modern, bangunan di Bandara SMB II justru ingin memberikan menonjolkan kedaerahan dan budaya yang lebih kental dan unik.

Pelaksana Tugas General Manager (Plt GM) Angkasa Pura II (AP II) Cabang Palembang, Tamzil, mengatakan, dari sisi nama pun bandara SMB II sudah menunjukkan betapa Palembang mencintai pahlawan setempat, yaitu Sultan Mahmud Badaruddin yang tak mudah menyerah dalam perjuangannya. "Kami memilih nama itu, karena Sultan Mahmud Badaruddin adalah sosok yang tidak mudah menyerah. Itu kebanggaan kita dari pandangan Sumatera Selatan," ujarnya , Rabu (3/4).

Dari sisi pembangunan, AP II pun tidak ingin melupakan kekhasan Palembang. Ini terlihat dengan disain 9 cungkup di bangunan itu. Jumlah 9 cungkup bukan sekadar angka melainkan memiliki makna Bumi Sriwijaya yang terkenal dengan 9 batang hari atau sungai, misalnya sungai Musi dan anak sungai lainnya seperti Ogan dan Rukip.

Di pelataran depan terminal Bandara SMB II juga berdiri Jembatan Ampera yang menjadi kebanggaan Palembang. Jembatan tiruan itu menjulang tinggi sehingga puncaknya yang berwarna merah terlihat dari pintu masuk kawasan Bandara SMB II. Tak hanya itu, untuk memperkuat kesan khas Palembang, sejumlah pot teratai besar terlihat menghiasai halaman bandara SMB II.

"Kami ingin mengangkat kembali pengetahuan masyarakat soal kerajaan Sriwijaya yang memang identik dengan agama Buddha. Bunga teratai juga terkenal di sini," sambung Tamzil yang juga Kepala Divisi Teknik AP II itu.

Tamzil menambahkan, AP II tidak hanya ingin menjadikan Bandara SMB II sebagai bandara biasa, tapi juga tempat wisata yang menarik warga untuk berkunjung. Betul saja, setelah adanya pembangunan ini sejumlah bagian bandara di perluas sehingga lebih nyaman. Tampak beberapa kios yang menjual barang-barang khas Palembang seperti songket. Kain songket ini sudah dimodifikasi untuk pakaian sehari-hari, tas maupun dompet. Beberapa tempat penjual makanan khas Palembang seperti Pempek juga ada di bandara ini.

Selain kekhasan budaya, AP II pun Bandara SMB II  adalah bandara pertama di Indonesia yang menggunakan atap jenis teflon layaknya bandara international King Abdul Aziz di Arab Saudi. Bahan baku teflon yang didatangkan dari Australia itu untuk keperluan 9 cungkup bangunan bandara.

Teflon yang dipakai sejak tahun 2005 itu tak pernah mengalami kerusakan atau bocor karena garansi dari pabriknya mencapai 50 tahun. Menurut Asisten Chief Proyek Implementasi Unit (PIU) AP II Cabang Palembang, Rubianto, pada Visit Airport 2013 ini bahan teflon dapat menyerap cahaya matahari lebih cepat sehingga mampu menghemat penggunaan listrik hingga 30 persen.

"Teflon memang ramah lingkungan, karena pada siang hari tidak perlu pakai lampu lagi. Silakan dilihat, penggunaan listrik dalam ruangan jadi lebih hemat. cahaya justru masuk ke dalam ruangan tanpa membuat panas," kata Rubianto.

Beberapa penumpang yang berada di Bandara SMB II pun mengaku nyaman dengan adanya bandara baru ini. Setelah proyek pengembangan, bandara ini dianggap mampu menjawab keinginan penumpang untuk mempersiapkan keberangkatan dengan nyaman, tanpa berdesak-desakan maupun kekurangan tempat untuk menunggu maupun bersantai.

"Dulu sebelum ada pengembangan, bandaranya sempit, tempatnya juga kurang nyaman. Sekarang jadi lebih enak aja, kalau bosan, kita bisa ke tempat-tempat makannya. Lebih luas lah," kata Ayu, salah satu warga Palembang yang sudah sering bolak-balik Jakarta-Palembang. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jamsostek Untuk Pekerja Informal

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler