jpnn.com, JAKARTA - SMESCO Indonesia menyoroti rencana PHK massal yang akan dilakukan Tokopedia terhadap ratusan karyawan.
Direktur Utama Smesco, Wientor Rah Mada mengaku kekhawatirannya sejak lama tersebut akhirnya terbukti.
BACA JUGA: Induk TikTok Dikabar akan PHK Karyawan e-Commerce di Indonesia, Disnaker DKI Bereaksi
Setelah Tokopedia dikuasai oleh raksasa teknologi asal China Bytedance-TikTok, menurutnya, bukan tidak mungkin langkah selanjutnya ialah masuknya pekerja asing ke e-commerce tersebut.
“Pemecatan terhadap 450 karyawan lokal ini makin mengukuhkan Tokopedia tidak berpihak kepada hal-hal lokal. Sungguh perlu dipertanyakan kepada direksi Goto yang baru mengenai komitmennya kepada sumber daya lokal Indonesia, baik UMKM maupun karyawan,” kata Wientor pada Selasa (18/6).
BACA JUGA: Ekonomi Babel Lesu Buntut Gelombang PHK Karyawan Smelter Timah
Wientor mengaku sangat khawatir dengan masuknya pekerja asing menggantikan karyawan yang mengalami PHK.
“Sebagai platform digital, pekerjaan bisa dilakukan secara remote dari Tiongkok, tidak perlu secara fisik ada di Indonesia. Namun, tetap saja ini berarti terjadi pengalihan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh SDM Indonesia menjadi SDM luar,” sambung Wientor
BACA JUGA: Kabar Kurang Sedap, Tokopedia Mengonfirmasi PHK Karyawan di Indonesia
Sejak lama, Wientor sudah mengkritik pencaplokan Tokopedia oleh TikTok. Diawali pelanggaran Permendag 31/2023. Salah satunya terkait penguasaan trafik pada satu platform (media sosial dan e-Commerce digabung).
Dalam Permendag 31/2023 jelas mengatakan, demi menjaga persaingan usaha yang sehat, PPMSE (platform eCommerce) wajib memastikan tidak adanya keterhubungan atau interkoneksi dengan platform lain dalam hal ini seperti media sosial.
“Biar bagaimanapun juga, ketika pihak asing menguasai 75.01 saham di Tokopedia, mereka bisa berbuat apa saja, termasuk semua yang ditanyakan di atas. PHK massal karyawan lokal ini bisa saja hanya awalnya.” ujar Wientor.
Wientor menambahkan tampak jelas TikTok Shop yang kini sudah beralih nama menjadi Shop Tokopedia tidak sepenuhnya berpihak pada UMKM. Hal itu hanya sebatas slogan belaka.
Lembaga yang berada di bawah Kementerian Koperasi dan UMKM itu pun menemukan, masih maraknya produk asing di platform tersebut.
“Saya melihat, setelah akuisisi belum ada tindakan konkret dari Shop Tokopedia yang berpihak kepada UMKM. Bahkan kampanye Beli Lokal yang dilakukan, masih banyak yang produknya tidak 100% lokal,” kata dia.
Wientor menegaskan, PHK massal ini akan berbuntut panjang. Kepentingan nasional harusnya dijaga.
“Secara jangka panjang, ini akan merugikan kita, karena SDM kita tidak terpakai oleh perusahaan internasional sebesar TikTok. Mereka cari makan di Indonesia, tetapi SDM lokal yang seharusnya dikembangkan, malah dipecat. Sangat tidak bisa diterima,” pungkas Wientor. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia