”Angka maksimal penerbitan tahun ini sebenarnya Rp 1,25 triliun. Semuanya tergantung pada perkembangan market,” jelas Raharjo Adisusanto, Direktur Utama SMF, di Jakarta, Jumat (13/1).
Raharjo menyebut penerbitan obligasi berkelanjutan itu merupakan bagian dari total Rp 2 triliun plafon milik perseroan. Kalau ada peluang dengan mengacu pada dinamisasi market mendukung, tidak menutup kemungkinan untuk memaksimalkan peluang. Karena itu, selain melihat pasar manajemen juga mempertimbangkan potensi penyerapan dari pelaku pasar. ”kita lihat saja ke depan perkembangannya seperti apa,” tambahnya.
Karena itu, melihat kondisi yang ada manajemen selalu membuka seluruh opsi guna memaksimalkan plafon yang ada. Pihaknya sebut Raharjo, tidak menutup fakta yang baru mendapat suntikan modal dari pemerintah sebesar Rp 1 tiliun. Memang modal yang ada masih cukup memadai untuk melakukan sejumlah kebutuhan manajemen. ”Kami selalu terbuka dengan opsi apapun sepanjang itu menguntungkan,” tuturnya.
Sementara terkait target pembiayaan dan sekuritisasi yang akan dilakukan perusahaan sepanjang 2012, manajemen mengklaim telah menetapkan proyeksi kenaikan signifikan. Hanya, mengenai jumlah belum bisa didisclosed. Itu karena perseroan masih membahas lewat mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). ”Ya, pastinya jumlahnya meningkat signifikan dibanding periode 2011," elak Raharjo.
Sementara sepanjang fase 2011, SMF menyalurkan pembiayaan perumahan dan sekuritisasi sejumlah Rp 1,254 triliun dan Rp 703,450 miliar. Dengan begitu, total aliran dana yang disalurkan ke sektor perumahan mencapai Rp 1,958 triliun. (far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Jajal Mobil Esemka
Redaktur : Tim Redaksi