Menurut Direktur Utama SMGR, Dwi Soetjipto, pembentukan anak usaha itu seiring dengan tuntutan penyediaan bahan bakar batubara yang semakin meningkat. Dengan anak usaha itu nantinya baik dari segi kualitas, kuantitas maupun kontinuitas perseroan dihadapkan pada persoalan krusial. Problem itu adalah melakukan pengamanan pasokan energi panas dan energi listrik secara grup. “Langkah strategis ini ditempuh dalam proses pengembangan perseroan ke depan,” tutur Dwi Sutjipto di Jakarta.
PT SGG Energi Prima sendiri nantinya akan melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan batubara. Tugas pokoknya adalah melakukan penambangan transportasi, perniagaan, pengembangan hingga pencarian lahan batubara baru. Maklum, secara grup total kebutuhan batubara perseroan saat ini mencapai sekitar 3,2 juta ton per tahun.
Angka tersebut diprediksi bakal meningkat menjadi sekitar 4 juta ton per tahun didorong dengan rencana pengoperasian dua pabrik baru pada 2012 yaitu Tuban IV pada triwulan I dan Tonasa V pada triwulan II 2012. ”Kondisi-kondisi macam ini harus diantisipasi dengan cepat dan tepat,” imbuhnya.
Perseroan juga berencana mengurangi kebutuhan batubara berkalori tinggi dalam kurun dua tahun ke depan. Hal tersebut menyusul fluktuasi harga komoditas belakangan. Pasokan batubara Semen Gresik Grup saat ini sekitar 30 persen diantaranya jenis batubara berkalori tinggi, sementara 70 persen sisanya berkadar low dan medium kalori.
Manajemen juga memikirkan bagaimana cara mengendalikan biaya operasional supaya tetap mengantongi profit. Harga batubara high kalori lebih tinggi sekitar Rp 300 ribuper ton disbanding dengan low dan medium kalori. ”Kami mengarah pada pengurangan batubara berkalori tinggi,” tukas Dwi. (far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bank DKI Gandeng Jasindo
Redaktur : Tim Redaksi