JAKARTA - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) kembali membuat terobosan. Setelah melakukan sinergi usaha, penguasa pangsa pasar semen di Indonesia ini melanjutkan dengan sinergi keuangan dengan membangun sistem cash pooling. Harapannya, SMGR nanti dapat melakukan investasi di luar industri semen.
Komitmen kerjasama sistem cash pooling ini ditandatangani antara perseroan dengan empat bank, yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT CIMB Niaga Tbk (BNGA).
Penandatanganan dilaksanakan oleh Dirut SMGR Dwi Soetjipto bersama Direktur Institutional Banking BMRI Abdul Rahman, Direktur BBRI Asmawi, Direktur BBNI Suprapto, dan Wadirut BNGA James Rompas di Jakarta, kemarin (28/8). Menteri BUMN Dahlan Iskan ikut menghadiri acara tersebut.
Dahlan berharao, BUMN lain dapat mencontoh terobosan SMGR dalam sistem cash pooling dan meresmikan Semen Indonesia Center of The Champs (SICC).
Dwi mengatakan cash pooling merupakan sistem pengelolaan dana seluruh anak perusahaan yang memertimbangkan kebutuhan operasional peserta pooling, capex secara grup, dan pendanaannya.
Peserta pooling terutama anak usaha SMGR yang terdiri atas Semen Gresik, Semen Tonasa, Semen Padang, dan Thang Long Cement, bertanggung jawab terhadap pengelolaan dana operasionalnya masing-masing.
"Kalau terjadi excess cash (kelebihan dana) pada dana operasional peserta pooling maka kelebihan dana itu akan ditransfer dan dipool pada rekening cash pooling yang dikelola oleh holding (SMGR). Nanti excess cash ini akan jadi banyak karena dari mana-mana," ungkapnya.
Upaya ini ditempuh, kata Dwi, sebagai langkah meningkatkan utilisasi (pemanfaatan) seluruh sisa dana menjadi lebih maksimal dan akhirnya memberikan nilai lebih (return).
BACA JUGA: PT Telkom Bangun Mega Infrastruktur Kabel Bawah Laut Indonesia-AS
"Return paling baik itu yang namanya cash pooling. Dengan demikian tidak hanya menyelesaikan permasalahan di anggota grup yang cashnya ada masalah tapi lebih lanjut kita mengutilisasikan kekuatan cash yang ada untuk meningkatkan daya saing perusahaan," ulasnya.
Jika dikelola masing-masing anak usaha, return dari excess cash yang dikelola dalam bentuk investasi lain paling hanya mencapai 8 persen. Tetapi, menurutnya, jika dikelola secara bersama diperkirakan bisa memberi return di atas 10 persen.
"Jadi kita kerjasama dengan perbankan yang akan mengelola kas kita. Kita akan mengikuti instrumen di perbankan yang ada pada produk mereka untuk diskusikan ke kita jadi investment seperti apa yang cocok dengan kita," ucap Dwi.
Setelah dana poolnya cukup besar, SMGR bisa leluasa melakukan investasi di luar bisnis inti. Berbagai ide bisa dilakukan karena dananya tersedia.
BACA JUGA: Dahlan Iskan Minta BUMN Konstruksi Jajaki Potensi di Jordania
"Boleh ke bisnis apa saja tapi tentu yang masih sesuai dengan core business kita. Misalkan, kita tahu bahwa bisnis properti ini cukup bagus. Bisa kita lakukan apalagi memanfaatkan aset kita yang belum terutilisasi. Atau bisnis infrastruktur jalan tol, boleh kita alokasikan ke sana," ulasnya.
SMGR memiliki kompetensi mengembangkan bisnis lain terutama infrastruktur, properti, logistik dan international trading. Berbagai potensi sumber daya manusia (SDM) yang ada di internal perseroan juga akan semakin terlihat dengan dibentuknya SICC dan diresmikan kemarin. (gen/agm)
BACA JUGA: Garuda Buka Tiga Rute Baru di Sulawesi dan NTB
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Jalin Kerjasama dengan Timur Leste
Redaktur : Tim Redaksi