SMK 29 Terus Kampanyekan Kecintaan pada Penerbangan

Curi Perhatian dengan Jabiru, Hias Stand di PRJ dengan Ribuan Miniatur Pesawat

Selasa, 10 Juli 2012 – 01:10 WIB
Pesawat baling-baling buatan SMK 29 Jakarta yang dinamai Jabiru. Foto : Dokumen JPNN

JAKARTA – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 29 Penerbangan Jakarta terus berupaya mencuri perhatian pengunjung di arena Pekan Raya Jakarta (PRJ). Jika sebelumnya siswa-siswa SMK 29 mampu memukau pengunjung dengan pesawat rakitan sendiri yang dinamai Jabiru, maka kini giliran ribuan miniatur pesawat buatan mereka  menyedot perhatian pengunjung PRJ.

Sejak Sabtu (7/7) pekan lalu, sekitar 70 siswa SMK 29 ramai-ramai membuat miniatur pesawat dengan bahan kertas berwarna-warni. Selanjutnya miniatur itu dipajang di stand SMK 29 di arena PRJ. Tak kurang dari 2.500 miniatur pesawat mereka pajang pada bentangan kain backdrop dengan tujuan agar makin banyak anggota masyarakat yang menggandrungi dunia penerbangan.
 
Ketua Komite Sekolah di SMK 29, Bambang Syukur, menyatakan bahwa pembuatan miniatur pesawat itu juga dimaksudkan untuk memotivasi siswa agar tetap fokus dengan tujuan pendidikan dan kebutuhan mereka. ”Intinya, kegiatan ini memotivasi siswa untuk cinta dunia penerbangan,” tegas Bambang melalui rilis ke JPNN, Senin (9/7).
 
Sebelumnya dengan Jabiru, siswa-siswa SMK 29 tak hanya menunjukkan kemampuan mereka dalam merakit pesawat tetapi juga menerbangkannya. Jabiru pernah diuji coba pada 12 April lalu di Bandara Pondok Cabe, Jakarta Selatan.

Menurut Kepala Program Keahlian Airframe & Powerplant SMK 29 Jakarta, Ahmad Budiman, Jabiru J430 pada tes pertama itu mampu mencapai ketinggian 4.000 kaki. "Sementara pada tes kedua berhasil mencapai 8.000 kaki, dengan kecepatan 120 mph,” kata Budiman.

Karenanya tak berlebihan jika SMK 29 dikukuhkan oleh Pemerintah DKI Jakarta sebagai ikon kebanggaan Jakarta. ”Kami berharap, pesawat ini nantinya dapat diproduksi massal, bukan cuma untuk pameran,” imbuh Budiman.

Diakuinya, bahan-bahan produksi Jabiru memang berasal dari Australia. Sebab, hampir 95 persen bahannya adalah komposit kimia yang harus diimpor. Meski demikian untuk bahan pendukungnya bisa dibuat dari industri lokal. Selain itu, seluruh proses perakitannya murni dikerjakan oleh siswa-siswa SMK 29 dengan bimbingan instruktur penerbangan dari Garuda Indonesia, TNI AU, Federasi Aerosport Indonesia dan Lion Air.

Budiman menambahkan, Jabiru sudah sejak 2008 dirintis, atau jauh-jauh hari sebelum siswa-siswa SMK di Solo merakit mobil Esemka. Dengan dukungan Pemda DKI, Jabiru dirancang menjadi pesawat dengan empat temat duduk, yakni dua kursi untuk pilot dan co-pilot, serta dua kursi penumpang. Pesawat itu memiliki bobot 200 kilogram itu memiliki rentang sayap 9,5 meter, panjang badan 6,5 meter dan tinggi 2,4 meter.
 
Budiman menjelaskan, Jabiru memiliki mesin 3300 cc berbahan bakar Pertamax yang bisa terbang hingga ketinggian 14 ribu kaki dengan kecepatan 130 knot. Karenanya Budiman meyakini, dengan spesifikasi tersebut Jabiru mampu menjelajah hingga Singapura atau Malaysia.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hanya 24 Persen Pelajar Hapal Pancasila


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler