jpnn.com - jpnn.com - Uji Kompetensi Keahlian (UKK) bagi para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). yang secara serentak diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di seluruh Indonesia, pada 20 Februari sampai18 Maret 2017 mendapat respons positif dari para kepala dinas.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Sopan Andrianto mengungkapkan SMK bisa menjadi solusi terhadap masalah pengangguran, sehingga dibutuhkan standar kompetensi. Selain itu, kemampuan kewirausahaan pun harus bisa tumbuh dari jenjang SMK.
BACA JUGA: Kemdikbud Memperbolehkan Siswa SMK Ikut UKK
“Itu bisa kami terapkan untuk memecahkan masalah pengangguran, jadi orientasi menyongsong produktivitas dan efisiensi di dunia pendidikan dengan arahnya industraliasasi, bagaimana tumbuh kembang kewirausahaan bisa tumbuh dari jenjang SMK,” kata Sopan saat meninjau pelaksanaan UKK di SMK Negeri 27 Jakarta, Jumat (24/2).
Untuk meningkatkan kompetensi, kerja sama dengan dunia usaha untuk menampung keahlian para siswa SMK harus dilakukan. Khusus untuk DKI, Sopan menjelaskan sudah terdapat kerja sama dengan berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dia mencontohkan, adanya kerja sama dengan TransJakarta untuk menampung para siswa belajar kerja atau magang.
BACA JUGA: Mendikbud: Pendidikan Seks Kok Begitu
"Kami juga sedang menjalin dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti TransJakarta, ketika bersekolah bisa disalurkan untuk magang di TransJakarta karena semua bagiannya ada, sehingga ketika praktei ada dua pilihan yaitu melanjutkan ke jenjang lebih tinggi atau bekerja karena sudah mandiri secara kemampuan,” tuturnya.
Senada dengan Kadisdik, Muhamad Faizul, salah satu penguji Jurusan Jasa Boga SMKN 27, mengungkapkan, jam terbang praktik di lapangan bagi siswa SMK sangatlah penting. Hal itu bertujuan untuk tetap melatih siswa tetap terbaharukan dengan standar-standar prosedur yang diterapkan masing-masing dunia industri.
BACA JUGA: Saatnya Cerita Rakyat Mendunia
“Kalau dilihat seperti sekarang ini, para siswa yang diuji, berasal dari kelas XII dari pattiseri sudah cukup bagus tapi tetap harus menguasai pelayanan makanan dan minuman (Food and Beverage Service),” katanya.
Menurutnya, kemampuan sempurna siswa masih susah didapat, karena dia harus terjun di lapangan baru bisa menguasai. Karena jam terbangnya belum ada, sehingga masih perlu dijajaki.
“Sebab, apa yang dipelajari di sekolah belum tentu sama yang diterapkan di hotel. Itu setiap standar yang diterapkan masing-masing hotel itu berbeda-beda,” tutupnya.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Subang dan Jember, Pilot Project Kerja Sama RI-Belanda
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad