jpnn.com - SENDAWAR – Puluhan anak lulusan sekolah dasar (SD) di Kampung Muara Beloan dan sekitarnya di Kecamatan Muara Pahu, Kutai Barat (Kubar), tidak bisa melanjutkan pendidikan.
Penyebabnya adalah masalah biaya dan lokasi SMP/sederajat yang jauh. Yakni, hanya ada di Muara Pahu yang merupakan ibu kota kecamatan.
BACA JUGA: Bapak S1 Ya? Anggota Dewan: Bukan, Saya S.Sos
Untuk mencapai Muara Pahu harus menempuh perjalanan sungai sekitar 1,5 jam. Sementara itu, ke ibu kota kabupaten hampir dua jam. Para orangtua yang ingin menyekolahkan anaknya, mesti mengeluarkan biaya cukup besar.
Harus menyewa rumah aatau kos, memberikan biaya hidup dan sekolah. Bagi warga yang tidak mampu, terpaksa meminta anaknya tak melanjutkan sekolah.
BACA JUGA: Wagub Djarot Usulkan Setiap SD Punya Loker
"Anak-anak di desa ini yang sekolah di Muara Pahu dan Melak hanya beberapa orang. Mereka harus menyewa rumah atau tinggal bersama keluarga," ungkap Andi, warga Muara Beloan.
Warga berharap pemerintah bisa mendirikan SMP atau madrasah sanawiah (MTs) di Muara Beloan. Sebab, SD 8 Muara Beloan tiap tahun meluluskan puluhan murid. Di samping itu, sekarang sudah terbuka jalan ke Kampung Baru dan Jerang Melayu.
BACA JUGA: Ke Sekolah, Anak Ahok Seperti Mau Perang
Berikut, ke Kampung Rambayan, Kecamatan Mook Manaar Bulatn. "Kalau ada SMP atau MTs di Muara Beloan, anak-anak tak lagi ke Muara Pahu atau ke Melak," harap warga.
Terpisah, Wakil Bupati (Wabup) Kubar Didik Effendi merespons positif harapan warga Muara Beloan. “Hal itu perlu segera diusulkan. Setidaknya bisa dibangun SMP atau MTs filial,” ujar Didik.
Hal senada disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kubar Isnaini. “Mungkin yang bisa didirikan adalah SMP filial. Jika MTs dipastikan kesulitan tenaga pengajar, karena harus banyak gurunya. Kenyataan itu perlu dipikirkan," ujarnya. (ton/san/k8)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Anies: Dilarang Melakukan Plonco
Redaktur : Tim Redaksi