jpnn.com, JAKARTA - Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) mendorong gerakan jurnalisme ramah wisata. Gerakan ini bertujuan agar kerja jurnalistik di Indonesia menjadi lebih informatik dan tidak provokatif sehingga bisa mendorong pariwisata negara.
Upaya tersebut salah satunya dimulai dengan membuat focus group discussion (FGD) bertajuk Pencanangan Gerakan Jurnalisme Ramah Pariwisata.
BACA JUGA: Tren Berwisata Meningkat, Bukopin Gandeng Hotel Dafam
Ketua SMSI Auri Jaya mengharapkan, diskusi ini bisa melahirkan kurikulum jurnalistik pariwisata. "Dari empat kali FGD diharapkan akan memiliki kurikulum yang akan diluncurkan bertepatan dengan Hari Pers Nasional," kata Auri dalam sambutannya.
Auri melanjutkan, memasuki tahun kedua, SMSI memiliki kepengurusan di 27 provinsi. Dengan jaringannya itu, Auri menyatakan siap untuk berkolaborasi dengan pelaku pariwisata terutama Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
BACA JUGA: Sinergi Properti dan Pariwisata Dongkrak Ekonomi Daerah
"Dalam SMSI, ada Cyber Indonesia Network (CIN) yang merupakan produk baru SMSI yang baru diluncurkan beberapa bulan lalu oleh Kominfo. CIN tergabung 200 media online yang bisa memproduksi dua ribu berita yang membantu segala kebutuhan berita di beberapa daerah," jelas Auri.
Sementara itu, Menpar Arief Yahya menambahkan, sektor pariwisata merupakan inti ekonomi Indonesia. Arief menjelaskan, Indonesia memiliki banyak produk pariwisata. Namun, produk tersebut membutuhkan pemasaran dari segala lini.
BACA JUGA: BI: Pariwisata Perkuat Banyuwangi jadi Sentra Ekonomi Baru
"Negara itu mirip perusahaan, informasi digital sangat dibutuhkan sebagai digital company," kata Arief.
Dia menjelaskan, pertumbuhan pariwisata Indonesia tercepat nomor sembilan di dunia dan nomor tiga di Asia Tenggara. Sementara dari sisi keuntungannya, sektor pariwisata memberikan devisa negara terbesar melampaui minyak dan gas pada 2017.
Arief optimistis, pada 2020 sektor pariwisata akan menyumbang devisa lebih banyak dari ekspor CPO. "Kita punya produk yang bagus dan harga yang bagus. Bisa masuk top lima dunia," kata Arief.
Namun demikian, Arief mengaku, untuk mencapai itu perlu dukungan dari media terutama dalam menyampaikan berita tentang bencana. Arief menjelaskan, saat media terlalu berlebihan menyampaikan informasi bencana, maka sektor pariwisata Indonesia akan mengalami kelesuan.
Dalam acara FGD ini, hadir sejumlah narasumber di antaranya Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Wakil Ketua Dewan Pers Ahmad Johar, Ketua PWI Atal S Depari dan Agus Sudibyo. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Dukung Grebeg Pring Uripâ Jadi Komoditi Pariwisata
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga