jpnn.com - SURABAYA - Peluang lulusan SMK ke perguruan tinggi negeri lewat SNM PTN menyempit. Gara-gara terjadi kesulitan dalam proses perkuliahan, Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) memutuskan kebijakan baru mulai 2014. Yaitu, siswa SMK hanya boleh memilih program studi yang relevan dengan jurusannya.
Kebijakan MRPTNI itu merupakan keputusan bersama para rektor perguruan tinggi pada Desember lalu di Denpasar, Bali. Dasarnya adalah pengalaman tahun lalu, setelah penerimaan mahasiswa baru melalui jalur SNM PTN.
BACA JUGA: Ingatkan Sekolah Tak Halangi Siswi Berjilbab
Dalam perkuliahan, ternyata mahasiswa baru hasil SNM PTN dari SMK sering bermasalah. Mereka kesulitan untuk mengikuti materi perkuliahan. Misalnya, mahasiswa baru jurusan teknik mesin ternyata "tidak mampu" mengikuti kuliah di prodi hukum. Akibatnya, masa kuliah bisa molor bertahun-tahun.
Kebijakan tersebut ternyata membingungkan SMK. Kepala SMKN 2 Surabaya Bahrun mengatakan, hingga kini sekolahnya belum mendapat sosialisasi tentang aturan baru tersebut. Kebijakan itu baru dia ketahui hari ini (kemarin, Red) dari internet. Selama ini, kata dia, informasi seputar SNM PTN hanya didapat dari website. "Kami sendiri yang inisiatif mencari info di internet," ungkap dia.
BACA JUGA: Tidak Perlu Bingung Isi PDSS SNMPTN
Menurut Bahrun, jika kebijakan tersebut benar, ada sisi positif dan negatif bagi siswa SMK. Sisi positifnya, jika prodi yang diminta harus relevan, itu bisa menguntungkan sekolah. Sebab, jurusan yang diambil linier dengan jurusan yang ada di sekolah.
Sebaliknya, kebijakan tersebut justru bisa membatasi peluang anak untuk memilih prodi-prodi di luar jurusannya di sekolah. "Pilihan siswa jadi terbatas," ujar dia. Bahrun berharap kebijakan baru seperti itu disosialisasikan lebih awal ke sekolah.
BACA JUGA: 61 Persen Pelajar Pernah Berhubungan Intim
Kepala SMKN 5 Surabaya Abdul Rofik mengatakan sudah mengetahui kebijakan baru tersebut. Menurut dia, jika kebijakan itu berdasar kompetensi atau jurusan yang dimiliki SMK, jadinya akan bagus. Misalnya, SMK jurusan mesin, mereka langsung mengambil prodi teknik mesin. Tetapi, masalahnya, keinginan siswa sulit ditebak. Ada yang memilih di luar jurusan.
Tahun lalu, sebut Rofik, ada siswa SMK yang ikut SNM PTN dengan mengambil jurusan bahasa di Universitas Indonesia (UI). Ada juga yang diterima di Universitas Airlangga dengan jurusan berbeda. "Tahun lalu ada sekitar sepuluh siswa yang mengambil jurusan berbeda," jelas dia.
Panitia SNM PTN dari Unair Bagus Ani Putra mengatakan, beberapa siswa SMK mulai menanyakan prodi-prodi yang relevan di kampusnya. Namun, ketika pertanyaan itu muncul, Unair belum menentukan prodi-prodi yang relevan dengan SMK. "Sudah ada yang tanya tentang kebijakan baru itu. Kami sendiri belum menentukan. Kami masih mempelajari kebijakan baru tersebut," ujar dia. (ayu/roz)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Guru Madrasah Diniyah Juga Perlu Perhatian
Redaktur : Tim Redaksi