JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Al Muzzammil Yusuf menyarankan agar pemerintah belajar dari Turki dalam mewujudkan kemandirian dan pemenuhan kebutuhan alat utama sistem pertahanan (Alutsista).
"Tahun 2007, belanja Alutsista Turki dari negara asing 3,2 miliar dollar Amerika Serikat (AS) dan pengadaan Alutsista dari produksi dalam negeri 4,3 miliar dollar AS. Pada 2008, belanja Alutsista Turki dari produksi dalam negeri naik menjadi 5,2 miliar dollar AS dan impornya hanya 4,2 miliar dollar AS," kata Al Muzzammil Yusuf, saat raker gabungan Komisi I DPR bersama Menhan, Pannglima TNI, Menkeu, dan Kepala Bappenas di gedung DPR, Senayan Jakarta, Senin (30/1).
Lanjut Al Muzzammil, bila dibandingkan dengan Indonesia, belanja Alutsista hingga 2012, 84 persen masih impor. Kata dia, hal ini menunjukkan bahwa rencana kemandirian Alutsista dari produksi dalam negeri belum tergambar dengan jelas hingga masih impor.
"Begitu pula soal alih teknologi dari produsen alutsista asing, hingga kini belum tergambar dengan jelas. kapan sebenarnya kita dapat mewujudkan kemandirian dalam penggunaan Alutsista produksi dalam negeri sementara hari ini pemerintah banyak melakukan usulan belanja Alutsista dari asing?," katanya.
Karenanya, Al Muzzammil meminta Kementerian Pertahanan memiliki perencanaan yang matang soal sinkronisasi modernisasi Alutsista yang dibutuhkan dengan industri strategis dalam negeri. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Pesimis E-KTP Selesai April 2012
Redaktur : Tim Redaksi