Soal Azan Magrib di TV saat Misa Paus Fransiskus, Ada Solusi dari Roy Suryo

Rabu, 04 September 2024 – 15:27 WIB
Paus Fransiskus melambaikan tangan saat melintasi kawasan Bundaran HI, Jakarta, Selasa (3/9). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Pakar Telematika Roy Suryo menanggapi imbauan Kementerian Agama RI yang meminta stasiun televisi untuk menyiarkan azan Magrib dalam bentuk running text, saat tayangan langsung misa yang dipimpin Paus Fransiskus pada Kamis (5/9).

Dibandingkan azan magrib yang hanya berupa running text, Roy Suryo mengusulkan agar memanfaatkan memanfaatkan teknologi penyiaran lainnya, yakni menggunakan sistem "Split-screen" pada satu layar.

BACA JUGA: Jazuli PKS Minta TV Tetap Siarkan Azan saat Penayangan Misa Paus Fransiskus

Menurut dia, hal sejenis sudah sering dilakukan saat terdapat 2 atau lebih sumber video yang harus ditayangkan di saat yang bersamaan.

“Jadi, pemirsa tinggal mengarahkan fokus perhatiannya saja kepada tayangan yang ingin dilihatnya,” ucap Roy dalam pesan singkatnya, Rabu (4/9).

BACA JUGA: Soal Azan Magrib Pakai Running Text di TV Selama Misa Paus Fransiskus, MUI Bilang Begini

Khusus untuk audio atau suara, kata dia, bisa dipancarkan dengan sistem bilingual (2 suara) yang bisa dipilih oleh penonton dengan menekan tombol "audio" pada remote TV atau Set-Top-Box digital.

“Lalu memilih Split saluran "Left" atau "Right" sesuai gambarnya. Meski siaran menjadi monaural atau mono, namun tentu kualitasnya tetap baik dan keluar dari speaker kanan-kiri,” kata dia.

BACA JUGA: Kemenag Imbau Penyiaran Azan Magrib dengan Running Text Selama Misa Paus Fransiskus

Eks Menteri Pemuda dan Olahraga itu menuturkan tayangan bilingual tersebut sudah lazim diaplikasikan untuk tayangan-tayangan dwi bahasa yang meskipun satu video, namun bahasa keluarannya bisa dipilih.

“Jadi, ini sebenarnya juga bukan teknologi baru, karena jaman penyiaran analog-pun dulu sudah diaplikasikan pada sistem TV zweiton (zwei=dua, ton=suara) tahun 1990 dan NICAM (Near-Instantaneous Companded Audio Multiplex) sejak th 1991,” jelasnya.

Dia menambahkan, penerapan sistem split window dan bilingual atau split monaural bisa menjadi usulan untuk pangganti azan dalam bentuk running text.

“Bagaimanapun azan adalah panggilan untuk salat yang lazimnya disuarakan dan bukan hanya di-running text-kan tanpa suara,” tambahnya.

Sebelumnya, Kementerian Agama RI mengimbau stasiun televisi berkenan menyiarkan azan Magrib dalam bentuk running text, saat tayangan langsung misa yang dipimpin Paus Fransiskus di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis (5/9).

Hal itu sesuai dengan surat yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag kepada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika tertanggal 1 September 2024.

Dalam surat itu juga berisi imbauan agar seluruh televisi nasional yang menyiarkan secara langsung misa akbar yang dipimpin Paus Fransiskus itu tidak terputus.

"Kementerian Agama menyarankan agar misa yang dipimpin oleh Paus Fransiskus pada tanggal 5 September 2024 pada pukul 17.00 s.d. 19.00 WIB disiarkan secara langsung dengan tidak terputus pada seluruh televisi nasional," demikian bunyi surat yang ditandatangani Dirjen Bimas Katolik Suparman dan Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin tersebut. (mcr4/jpnn)


Redaktur : Soetomo Samsu
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler