Soal Capres, Gita Masih Malu-Malu

Senin, 19 Agustus 2013 – 06:36 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan masih malu-malu terkait rencana maju sebagai kandidat calon presiden 2014. Meski sudah terbentuk kelompok relawan GITA (Gerakan Cinta Tanah Air), ketua umum PB PBSI itu masih membatasi diri ketika bicara soal pencapresan dirinya.

Termasuk tentang namanya yang merupakan tokoh yang digadang-gadang menjadi salah satu peserta konvensi capres Partai Demokrat. Dia menegaskan belum memastikan hingga saat ini. "Ya, kalau saya diajak, insya Allah ikut (konvensi). Kalau sekarang secara resmi belum diajak," ujarnya seusai menghadiri acara halalbihalal yang diselenggarakan relawan GITA di Jakarta kemarin (18/8).

BACA JUGA: Golkar Berpeluang Main Dua Kaki

Meski belum mau bicara terbuka soal pencapresannya, kesiapan Gita turut meramaikan bursa capres pada 2014 sudah terasa. Pada acara yang dibungkus dengan kegiatan halalbihalal itu, dia diminta menyematkan baju seragam relawan GITA kepada sejumlah koordinator wilayah di DKI Jakarta dan sekitarnya.

Relawan GITA tersebut dikomandani politikus Partai Demokrat Kastorius Sinaga. Salah satu ketua DPP PD itu mengakui bahwa keberadaan relawan GITA adalah terkait pencapresan Gita Wirjawan. Khususnya, dalam menyambut event terdekat perhelatan konvensi capres Demokrat. Tim relawan, menurut dia, akan membantu memenangkan Gita dengan memperkuat basis dukungan terhadap mantan kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu.

BACA JUGA: Motor Penembak dari Tasikmalaya

Niat Gita meramaikan bursa capres 2014 juga tergambar dari sambutannya di hadapan para relawan. Dia sempat menyinggung perlunya masyarakat mengetahui kebutuhan Indonesia ke depan ketika memilih pemimpin.

Menurut dia, kebutuhan Indonesia adalah peningkatan dan pengembangan perekonomian bangsa yang maju dan merata. "Yang bisa memajukan ekspor berbagai produk manufacturer, dan bukan hanya ekspor sumber daya alam serta migas," katanya.

BACA JUGA: Fathanah Minta Dirawat di RS

Dia mencontohkan keberhasilan Korea Selatan membangun negara mulai 1960-an hingga bisa menjadi seperti sekarang. Sebelumnya, kata dia, mantan negara jajahan Jepang itu bahkan dikenal masyarakat Barat sebagai negara dengan penduduk yang malas dan kurang pintar. "Tapi, dengan kehadiran pemimpin yang bisa mendorong perekonomian, Korsel tumbuh akhirnya seperti sekarang," ucapnya. (dyn/c2)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rudi Terancam Pasal Pencucian Uang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler