jpnn.com - Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto maupun parpol berlambang kepala Garuda tidak memiliki persoalan dengan pihak mana pun, meski berbeda jalan dengan partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM) dalam mengusung kandidat di beberapa daerah pada pilkada 2024.
Hal itu disampaikan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani ketika menjawab pertanyaan awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/7).
BACA JUGA: Gantikan Andi Harun, Budisatrio Djiwandono Jabat Ketua DPD Gerindra Kaltim
"Pada prinsipnya, sejak awal Pak Prabowo, termasuk Partai Gerindra tidak memiliki persoalan dalam hubungan dengan kekuatan parpol mana pun," kata Muzani, Selasa (16/7).
Dia mengungkapkan koalisi yang dibangun Gerindra pada Pilkada Sumatera Barat (Sumbar) 2024 juga bukan sebuah persoalan meski tidak melibatkan partai di KIM.
BACA JUGA: Sahroni Minta Polisi Periksa Kejiwaan Pria Penembak Kucing di Semarang
Diketahui, Gerindra dan PKS memutuskan berkoalisi pada Pilkada Sumbar 2024 dengan mengusung Mahyeldi-Vasko Ruseimy.
"Misalnya di Sumbar, kami bersama dengan PKS, itu bukan sesuatu persoalan yang serius," kata Muzani.
BACA JUGA: 4 Anggota IM57 Daftar Capim KPK, Ini Daftar Namanya
Wakil Ketua MPR RI itu mengatakan Gerindra dan Prabowo pada prinsipnya ingin menjaga hubungan baik antara partai di KIM demi kelancaran pemerintahan mendatang.
"Kami ingin bahwa kebersamaan yang akan kami bangun itu bagian dari wujud kebersamaan yang akan juga beliau (Prabowo, red) akan bangun pada masa beliau menjadi presiden," katanya.
Diketahui, Gerindra dengan partai di KIM mulai berbeda jalan dalam mengusung kandidat di beberapa provinsi pada pilkada 2024.
Misalnya, Gerindra mendorong Andra Soni-Achmad Dimyati Natakusumah pada Pilkada Banten 2024, sedangkan Golkar bakal mengusung Airin Rachmi Diany.
Selanjutnya, Gerindra memberi sinyal bakal mengusung kader internal pada Pilkada Jawa Barat (Jabar) 2024 dan nama Dedi Mulyadi belakangan sering terdengar.
Namun, Golkar memberi pada Pilkada Jabar 2024 mempertimbangkan Ridwan Kamil yang berstatus petahana untuk berkontestasi. (ast/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Aristo Setiawan