JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Gondo Raditiyo Gambiro, menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia telah berhasil meloby Kerajaan Arab Saudi untuk menambah kuota bagi jemaah calon haji asal tanah air. Menurutnya, meski kuota haji untuk Indonesia untuk sementara dikurangi karena proyek renovasi Masjidil Haram, namun ke depan pemerintah Arab Saudi akan menambah kuota bagi jemaah haji tanah air.
Raditiyo mengatakan, publik harus memahami bahwa pemangkasan kuota haji itu karena proyek renovasi Masjidil Haram yang ditargetkan tuntas tiga tahun ke depan. Namun, katanya, Pemerintah Arab Saudi sudah berjanji untuk menambah 60 persen kuota haji Indonesia jika Masjidil Haram selesai direnovasi.
"Ini saya anggap berhasil karena dua menteri Saudi Arabia menyatakan akan menutupi pemotongan kuota haji 20 persen, dengan catatan permintaan kita agar kuota meningkat 200 persen juga akan dipertimbangkan," kata Raditiyo melalui pesan elektronik ke JPNN, Kamis (27/6). Dituturkannya, janji pemerintah Arab Saudi untuk menambah kuota haji bagi Indonesia itu disampaikan Menteri Penerangan dan Kebudayaan yang merangkap Menteri Haji Ad Interim, Abdul Aziz Khoja saat bertemu Menteri Agama Suryadharma Ali di Makkah, Rabu (26/6) lalu.
Raditiyo termasuk dalam rombongan Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali yang berkunjung ke Arab Saudi untuk melobi tentang kuota haji bagi Indonesia. Dalam pertemuan dengan Abdul Aziz Khoja, Menag juga menyerahkan surat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk Raja Arab Saudi.
Raditiyo lebih lanjut menjelaskan, proyek renovasi Masjidil Haram memang mengurangi daya tampung jamaah saat tawaf hingga 50 persen, yakni dari 48.000 jamaah per jam menjadi hanya 22.000 per jam. Namun, kelak jika proyek renovasi Masjidil Haram kelar maka daya tampung untuk tawaf bakal bertambah dua kali lipat, yaitu dari 48.000 jemaah per jam menjadi 105.000 jemaah per jam.
"Renovasi itu dijadwalkan berlangsung tiga tahun, sehingga peningkatan daya tampung itu baru bisa digunakan 2016. Jadi wajar kita meminta naik sampai 200 persen," katanya.
Dijelaskannya pula, rombongan Menag saat bertemu pejabat di Arab Saudi tidak hanya membicarakan soal kuota. Sebab, ada beberapa hal lain terkait jemaah haji asal Indonesia yang juga direspon positif oleh Kerajaan Arab Saudi.
Raditiyo mencontohkan biaya kontrak pemondokan dan "service charge" hanya dibayarkan sesuai dengan jumlah jamaah yang berhaji. "Jadi kelebihan uang kontrak pemodokan dan biaya lain, bisa dikembalikan atau disiapkan untuk tahun berikutnya," katanya.(ara/jpnn)
Raditiyo mengatakan, publik harus memahami bahwa pemangkasan kuota haji itu karena proyek renovasi Masjidil Haram yang ditargetkan tuntas tiga tahun ke depan. Namun, katanya, Pemerintah Arab Saudi sudah berjanji untuk menambah 60 persen kuota haji Indonesia jika Masjidil Haram selesai direnovasi.
"Ini saya anggap berhasil karena dua menteri Saudi Arabia menyatakan akan menutupi pemotongan kuota haji 20 persen, dengan catatan permintaan kita agar kuota meningkat 200 persen juga akan dipertimbangkan," kata Raditiyo melalui pesan elektronik ke JPNN, Kamis (27/6). Dituturkannya, janji pemerintah Arab Saudi untuk menambah kuota haji bagi Indonesia itu disampaikan Menteri Penerangan dan Kebudayaan yang merangkap Menteri Haji Ad Interim, Abdul Aziz Khoja saat bertemu Menteri Agama Suryadharma Ali di Makkah, Rabu (26/6) lalu.
Raditiyo termasuk dalam rombongan Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali yang berkunjung ke Arab Saudi untuk melobi tentang kuota haji bagi Indonesia. Dalam pertemuan dengan Abdul Aziz Khoja, Menag juga menyerahkan surat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk Raja Arab Saudi.
Raditiyo lebih lanjut menjelaskan, proyek renovasi Masjidil Haram memang mengurangi daya tampung jamaah saat tawaf hingga 50 persen, yakni dari 48.000 jamaah per jam menjadi hanya 22.000 per jam. Namun, kelak jika proyek renovasi Masjidil Haram kelar maka daya tampung untuk tawaf bakal bertambah dua kali lipat, yaitu dari 48.000 jemaah per jam menjadi 105.000 jemaah per jam.
"Renovasi itu dijadwalkan berlangsung tiga tahun, sehingga peningkatan daya tampung itu baru bisa digunakan 2016. Jadi wajar kita meminta naik sampai 200 persen," katanya.
Dijelaskannya pula, rombongan Menag saat bertemu pejabat di Arab Saudi tidak hanya membicarakan soal kuota. Sebab, ada beberapa hal lain terkait jemaah haji asal Indonesia yang juga direspon positif oleh Kerajaan Arab Saudi.
Raditiyo mencontohkan biaya kontrak pemondokan dan "service charge" hanya dibayarkan sesuai dengan jumlah jamaah yang berhaji. "Jadi kelebihan uang kontrak pemodokan dan biaya lain, bisa dikembalikan atau disiapkan untuk tahun berikutnya," katanya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Angka Partisipasi Pemilih Diprediksi Terus Turun
Redaktur : Tim Redaksi