jpnn.com, SEMARANG - Polisi telah selesai mengambil sampel DNA dari keluarga Iwan Budi Paulus, PNS Pemkot Semarang yang dilaporkan hilang.
Sampel DNA tersebut nantinya akan dicocokkan dengan jasad terbakar yang ditemukan di wilayah Marina, Kota Semarang, Jawa Tengah.
BACA JUGA: Kasus Mayat Tanpa Kepala di Semarang, Polisi Ambil DNA PNS Pemkot yang Hilang, Hasilnya?
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengatakan saat ini penyidik masih menunggu hasil tes DNA tersebut.
"Kami masih menunggu hasil tes DNA tersebut untuk menentukan dan memastikan sosok yang terbakar tersebut merupakan Iwan Budi," kata Kapolrestabes, Sabtu.
BACA JUGA: Mayat Tanpa Kepala di Semarang adalah PNS yang Hilang? Kapolrestabes Bilang Begini
Menurut dia, sejumlah saksi telah diperiksa dalam pengungkapan kasus jasad yang terbakar itu.
Ia menjelaskan karena identitas jasad yang terbakar itu merujuk pada Iwan Budi Paulus, maka pemeriksaan juga dilakukan terhadap kerabat dan rekan kerja.
BACA JUGA: Rudi Suryanto, Polisi Penembak Mati Aipda Karnain Dipecat dari Polri
Sementara itu, lanjut dia, Laboratorium Forensik juga masih menyelidiki penyebab munculnya api yang membakar jasad bersama sebuah sepeda motor di kawasan Marina itu.
"Masih diselidiki, apakah akibat korsleting tertutup atau api dari luar," katanya.
Sebelumnya, sesosok jasad yang ditemukan terbakar bersama satu unit sepeda motor di kawasan Pantai Marina, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/9).
Penemuan tersebut bermula dari temuan sepeda motor yang terbakar oleh salah seorang petugas penjaga lahan milik PT Family.
Di dekat sepeda motor yang terbakar itu ternyata ditemukan sesosok jasad yang hangus terbakar.
Adapun Iwan Budi Paulus yang diduga sebagai jasad yang terbakar itu merupakan ASN di Pemkot Semarang.
BACA JUGA: Ibu Bocah Korban Pencabulan Kepsek dan Tukang Sapu Ungkap Fakta Mengejutkan, Tak Disangka
Iwan menghilang sehari sebelum diperiksa sebagai saksi di Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jateng terkait dugaan korupsi pengalihan aset.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean