JAKARTA - Koordinator Bidang Advokasi Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Uchok Sky Khadafi meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera menindaklanjuti pengakuan mantan anak buah Nazaruddin di Permai Grup, Yulianis, terkait aliran uang untuk Sekjen Partai Demokrat (PD), Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas. Sebab, Yulianis mengaku mencatat pengeluaran uang USD 200 ribu dari perusahaan milik Nazaruddin itu untuk Ibas.
Seperti diungkapkan Yulianis, uang untuk Ibas terkait dengan Kongres Partai Demokrat di Bandung, Mei 2010 silam, atau saat putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu sudah menyandang status anggota DPR RI. Karenanya Uchok mendesak KPK tidak mendiamkan saja keterangan Yulianis itu.
"Kita menunggu KPK supaya ini cepat diproses. Karena ini pertama ada data yang mengalir yang sudah dimiliki KPK. Yang harus ditelusuri KPK, uang ini melalui siapa yang sampai ke Ibas sehingga Yulianis bisa bicara seperti itu," kata Uchok di kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (16/3).
Uchok menegaskan, KPK tidak boleh takut untuk memeriksa Ibas. Apabila tidak segera memanggil putra bungsu Presiden SBY itu, kata Uchok, maka KPK bisa dicap tebang pilih.
Uchok pun mengaku heran dengan sikap KPK yang selalu beralasan masih melakukan validasi atas pengakuan Yulianis. Ia menilai sikap tersebut menunjukkan KPK tak berani menyentuh Ibas.
"KPK saat terdesak selalu ingin melakukan validasi. Selalu dia takut terhadap kekuasaan, itu tandanya KPK banyak pesanan," tegasnya.
Sebelumnya juga beredar dokumen yang diduga milik Yulianis, perihal sejumlah aliran uang ke Ibas. Di antaranya pada 29 April 2010, ada pengeluaran dari perusahaan Nazaruddin sebesar USD 200 ribu atau setara Rp 1.806.000.000 (kurs Rp 9.030). Uang tersebut diterima Ibas dalam dua tahap, masing-masing sebesar Rp 903.000.000.
Kemudian Ibas kembali disebut menerima uang pada tanggal 30 April 2010. Seperti halnya pada tahap pertama, saat itu menantu Menko Perekonomian Hatta Rajasa ini juga disebut menerima uang sebanyak dua kali dengan total Rp 1.806.000.000. Dalam dokumen itu, Ibas disebut telah mendapat total uang senilai Rp 3.612.000.000.
Hanya saja Yulianis membantah aliran ke Ibas itu mencapai empat kali. Perempuan yang kini selalu bercadar itu mengaku hanya tahu tentang satu aliran uang ke Ibas dari Permai Grup yang besarnya USD 200 ribu. (dil/jpnn)
Seperti diungkapkan Yulianis, uang untuk Ibas terkait dengan Kongres Partai Demokrat di Bandung, Mei 2010 silam, atau saat putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu sudah menyandang status anggota DPR RI. Karenanya Uchok mendesak KPK tidak mendiamkan saja keterangan Yulianis itu.
"Kita menunggu KPK supaya ini cepat diproses. Karena ini pertama ada data yang mengalir yang sudah dimiliki KPK. Yang harus ditelusuri KPK, uang ini melalui siapa yang sampai ke Ibas sehingga Yulianis bisa bicara seperti itu," kata Uchok di kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (16/3).
Uchok menegaskan, KPK tidak boleh takut untuk memeriksa Ibas. Apabila tidak segera memanggil putra bungsu Presiden SBY itu, kata Uchok, maka KPK bisa dicap tebang pilih.
Uchok pun mengaku heran dengan sikap KPK yang selalu beralasan masih melakukan validasi atas pengakuan Yulianis. Ia menilai sikap tersebut menunjukkan KPK tak berani menyentuh Ibas.
"KPK saat terdesak selalu ingin melakukan validasi. Selalu dia takut terhadap kekuasaan, itu tandanya KPK banyak pesanan," tegasnya.
Sebelumnya juga beredar dokumen yang diduga milik Yulianis, perihal sejumlah aliran uang ke Ibas. Di antaranya pada 29 April 2010, ada pengeluaran dari perusahaan Nazaruddin sebesar USD 200 ribu atau setara Rp 1.806.000.000 (kurs Rp 9.030). Uang tersebut diterima Ibas dalam dua tahap, masing-masing sebesar Rp 903.000.000.
Kemudian Ibas kembali disebut menerima uang pada tanggal 30 April 2010. Seperti halnya pada tahap pertama, saat itu menantu Menko Perekonomian Hatta Rajasa ini juga disebut menerima uang sebanyak dua kali dengan total Rp 1.806.000.000. Dalam dokumen itu, Ibas disebut telah mendapat total uang senilai Rp 3.612.000.000.
Hanya saja Yulianis membantah aliran ke Ibas itu mencapai empat kali. Perempuan yang kini selalu bercadar itu mengaku hanya tahu tentang satu aliran uang ke Ibas dari Permai Grup yang besarnya USD 200 ribu. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Sita Enam Bus yang Diduga Aset Djoko Susilo
Redaktur : Tim Redaksi