Soal Impor Beras, Petani Terpuruk, Perpadi Usul Begini

Rabu, 24 Maret 2021 – 15:36 WIB
Wakil Ketua Umum Perpadi Billy Haryanto mengatakan, wacana impor yang bergulir di kalangan masyarakat membuat harga gabah anjlok seketika. Ilustrasi: Ricardo/jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Jakarta Billy Haryanto mengatakan, wacana impor yang bergulir di kalangan masyarakat membuat harga gabah anjlok seketika.

Dia menyebutkan, hal ini terjadi, meski kebijakan tersebut belum dilakukan.

BACA JUGA: Impor Beras Bikin Petani Rugi, Perpadi: Bisa Mati

Menukil data Perpadi, dia membeberkan, saat ini kondisi petani tengah terpuruk, misalnya di Tegal, Jawa Tengah, harga gabah kering anjlok dari Rp 5.000 menjadi Rp 3.500 per kilogram.

“Sebuah kebijakan, termasuk impor, semestinya disampaikan sesuai timing-nya karena ini juga menyangkut kebijakan strategis apalagi menyangkut petani," ujar dia di Jakarta, Rabu (24/3).

BACA JUGA: Mendag Jamin Tak Ada Impor Beras, Tetapi Ini Syaratnya...

Sebelumnya dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI Senin, 22 Maret 2021, Menteri Perdagangan (Mendag) M Lutfi menyatakan pemerintah berencana melakukan impor beras untuk menambah cadangan beras sebanyak 1-1,5 juta ton.

Kebijakan tersebut telah ada sebelum Lutfi menjabat sebagai mendag. 

BACA JUGA: Aliran Twit Susi Pudjiastuti Tolak Impor Beras

Billy menyesalkan isu terkait impor beras itu sudah menguap ke publik.

Menurut dia, meski belum direalisasikan tetapi mengganggu harga beras di tingkat petani.

“Jadi kami berharap sebelum kebijakan digulirkan agar benar-benar melihat ke bawah atau ke petani secara langsung terlebih dahulu,” ungkap dia.

Billy menyebut petani tidak anti impor. Kendati demiakian, dia meminta pemerintah tidak melakukan impor beras saat petani panen raya.

"Kami ini tidak anti impor. Boleh impor tapi waktunya jangan pas panen raya," kata Billy.

Dia menyarankan agar kebijakan impor didahului dengan upaya penghitungan kebutuhan beras yang akurat dan riil di lapangan.

"Ketika bicara data atau stok harus mempertimbangkan dampaknya apakah menguntungkan rakyat atau petani atau sebaliknya," ucap Billy.

Berkaca dari tahun lalu, Billy mengatakan pemerintah tidak mengimpor beras karena kebutuhan sudah dicukupi dengan hasil petani lokal.

Soal stok, Billy menyarankan agar koordinasi dengan Bulog terus dilakukan dengan baik. "Harus dihitung kebutuhan Bulog tiap tahun,” tegas Billy Haryanto. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler