jpnn.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan, impor beras ditujukan sebagai pemenuhan stok di Bulog dan untuk berjaga-jaga.
Menurut dia, kebijakan diambil mengingat rendahnya daya serap gabah oleh Bulog pada Maret, karena musim hujan. Bulog pun lanjut dia, hanya bisa menyerap 85 ribu ton karena banyak gabah basah.
BACA JUGA: Kemendag Minta Masyarakat Hati-hati Pialang Ilegal, Disebar lewat WA dan Telegram
“Jadi hitungan saya stok akhir Bulog yang 800 ribu, dikurangi stok impor 300 ribu ton. Berarti stok itu tidak mencapai 500 ribu ton, ini yang paling rendah dalam sejarah Bulog," ujar Lutfi.
Dia juga menegaskan bila pengadaan Bulog di dalam masa panen berjalan baik, maka pemerintah tidak akan melakukan impor beras.
BACA JUGA: Kemendag Segera Renovasi 11 Pasar yang Terdampak Gempa di Sulbar
"Jadi anda bisa tahu bagaimana rasanya hati saya. Kalau pengadaan Bulog di dalam masa panen ini berjalan dengan baik, saya tidak masalah tidak impor selama stok Bulog mencapai satu juta," tegas Lutfi.
Di samping itu, Lutfi menjamin tak akan ada impor beras saat petani memasuki panen raya.
Hal itu, kata dia, untuk menjaga harga beras petani aman.
“Saya jamin tidak ada impor ketika panen raya. Dan hari ini tidak ada beras impor yang menghancurkan harga petani," ujar Mendag Lutfi saat menggelar konferensi pers secara virtual yang ditayangkan di Jakarta, Jumat.
Lutif menyampaikan, berdasarkan data, harga beras sepekan terakhir cukup stabil, yakni pada angka Rp 11.000 per kilogram. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia