Soal Kedatangan 500 TKA Asal China, Begini Sikap Forkopimda

Sabtu, 13 Juni 2020 – 18:30 WIB
Ilustrasi tenaga kerja asing asal Tiongkok. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, SULAWESI TENGGARA - Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyetujui rencana datangnya 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China di Kawasan Industri Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe.

Hal ini disepakati usai rapat koordinasi (rakor) bidang ketenagakerjaan di aula Merah Putih, rumah jabatan Gubernur Sultra, Jumat (12/6) kemarin.

BACA JUGA: Warga Sultra Tanggapi Penolakan 500 TKA China

Rakor dihadiri jajaran Forkopimda, sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah, tokoh agama, rektor berbagai universitas, serta beberapa ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang ada di Sultra.

Sebanyak 500 TKA ini merupakan tenaga ahli yang akan bekerja di PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) untuk mempercepat pembangunan smelter.

BACA JUGA: Akhir Juni, 500 TKA Asal China Serbu Indonesia

Gubernur Sultra, Ali Mazi menjelaskan, 500 TKA yang akan didatangkan dua perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan nikel ini telah memenuhi prosedur yang ada, mulai dari administrasi perizinan hingga protokol penanggulangan wabah virus corona atau covid-19.

“Jujur saja semua urusan TKA itu persyaratan semua sudah dilalui dan sudah memenuhi persyaratan semua. Kebijakan pemerintah ini bicara soal hubungan antar negara yang harus didukung semua elemen dan pemerintah daerah,” tutur Ali.

BACA JUGA: Bamsoet Keluarkan Peringatan Dini soal 500 TKA China ke Konawe

Ali menyebut, kedatangan 500 TKA yang akan mempercepat pembangunan smelter ini akan berdampak positif bagi kemajuan pembangunan di Sultra.

Dampak yang paling cepat dirasakan adalah banyaknya tenaga kerja yang akan direkrut oleh kedua perusahaan tersebut.

"Estimasinya ada sekitar 3.000 tenaga kerja lokal yang akan direkrut oleh PT VDNI dan PT OSS ini, sebab setiap satu TKA akan didampingi sekitar enam sampai tujuh tenaga kerja lokal. Nah ini sangat berimplikasi pada peningkatan ekonomi masyarakat kita," kata Ali.

Menurutnya, kawasan mega industri Morosi saat ini masih dalam tahap pembangunan, sehingga peluang adanya lapangan kerja baru yang dapat menampung puluhan ribu tenaga kerja sangat terbuka.

Untuk saat ini tercatat sebanyak 11.227 orang tenaga kerja lokal yang telah bekerja di kawasan industri itu. Dari jumlah tersebut, 92 persen merupakan tenaga kerja asal Sulawesi Tenggara, dan 8 persen dari luar Sultra atau TKA.

Jumlah ini, belum termasuk dengan para pekerja dari perusahaan joint atau mitra PT VDNI dan PT OSS yang jumlahnya juga sangat banyak.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler