Soal Kisruh Gubernur Sumut dengan Bupati Tapteng, NasDem Beri Respons Begini

Sabtu, 21 Desember 2019 – 01:35 WIB
Partai NasDem. Foto ilustrasi: Dokumen JPNN

jpnn.com, MEDAN - Partai NasDem angkat bicara terkait kisruh Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi dengan Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng), Bakhtiar Ahmad Sibarani, yang belakangan ini menyita perhatian.

NasDem yang merupakan tempat Bakhtiar bernaung saat ini langsung mengambil sikap. Nasdem Sumut akan memfasilitasi pertemuan keduanya.

BACA JUGA: Innalillahi, Dua Pelajar Tewas Mengenaskan di Jalan

Hal ini dikatakan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Sumut Iskandar. Iskandar mengatakan pertemuan Edy dan Bakhtiar akan kemungkinan akan berlangsung, Senin 24 Desember 2019.

Dia menyebutkan sudah menghubungi kedua belah pihak dan sepakat untuk bertemu. “Polemik Gubernur Sumut dan Bupati Tapteng sudah selesai. Keduanya bersedia untuk bertemu mempererat tali silaturahmi. Sudah kuhubungi keduanya,” ujar Iskandar, Jumat (20/12).

BACA JUGA: Edy Rahmayadi Pastikan Tambang Emas Ilegal di Madina Segera Ditutup

Partai Nasdem, kata Iskandar ingin memediasi dan mengakhiri konflik guna kepentingan yang lebih besar yakni masyarakat Sumut.

“Tempat akan diinformasikan. Yang penting keduanya telah sepakat untuk bertemu mengakhiri polemik yang merugikan semua pihak dan bersama membangun Sumut dan Tapteng,” jelasnya.

BACA JUGA: Bersitegang dengan Bupati Tapteng, Gubernur Sumut Singgung Soal Anak Durhaka

Seperti diberitakan sebelumnya, Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng), Bakhtiar Ahmad Sibarani mengaku tak terima saat Edy Rahmayadi menyebut Bakhtiar tak sayang rakyatnya. Masyarakat Tapteng disebut miskin semua yang membuatnya bereaksi begitu cepat.

“Saya juga tidak akan mau menjawab Pak Gubenur kalau tadi pribadi saya yang diserang, tapi karena dikasih tahu bahwa masyarakat (Tapteng) miskin semua, sudah barang tentu saya membela masyarakat saya. Sudah barang tentu saya harus meluruskan informasi itu. Gitu loh,” ungkapnya saat dihubungi dari Medan, Kamis (19/12/2019) sore.

Bakhtiar tak menampik ketika tudingan persoalan perbedaan politik yang melatarbelakangi sikapnya itu. Saat Pemilihan Gubenur Sumut (Pilgubsu) 2018, Bakhtiar diketahui diberhentikan dari Partai Hanura karena mendukung pasangan rival Edy, Djarot Saiful Hidayat–Sihar Sitorus (Djoss). Dia kemudian merapat ke Partai NasDem.

Sejak Edy terpilih, Bakhtiar tidak pernah hadir saat diundang Gubernur Sumut. Salah satu yang menjadi pemberitaan adalah saat dia tidak datang pada penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2019 di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro, Medan, Jumat (14/12/2018).

“Bisa saja orang berasumsi itu (soal beda politik). Tanyakan saja ke Pak Gubenur, saya kan hanya menjawab pada saat itu. Pak Gubenur dulu yang bicara, saya enggak ada bicara apa-apa. Enggak masalah, saya hormati beliau kan gubenur, enggak ada masalah,” jelasnya.

“Mungkin Pak Gubenur itu datang ke Tapteng saat mencalonkan, itu akhir 2017 atau awal 2018. Sementara saya jadi Bupati Tapteng tahun 2017, bulan 5 tanggal 22. Artinya kita bicara harus main data. Tidak mungkin enam bulan menjabat bisa mengubah seluruhnya (masyarakat Tapteng),” ungkapnya.

Bakhtiar sendiri mengakui sudah lama tak bertemu dan minim komunikasi dengan Edy. “Sudah lama saya enggak komunikasi dengan gubenur, karena saya punya tugas sendiri, Pak Gubenur juga punya tugas sendiri. Yang penting kami tetap menghormati Pak Gubernur, karena beliau pimpinan Sumatera Utara ini,” tuturnya.

Apakah Bakhtiar ingin bertemu Edy untuk menyelesaikan konflik ini? “Kita ini bupati, kalau dipanggil gubernur pasti kita datang, pasti,” tandasnya.

Namun, dia memastikan enggan datang kalau hanya diundang untuk acara seremonial. “Kalau acara seremonial itu barang tentu menghabiskan waktu dan ongkos. Lebih bagus saya di Tapanuli Tengah mengurus rakyat saya. Tapi kalau bicara pembangunan untuk Tapanuli Tengah saya datang dipanggil. Sudah barang tentu saya datang, kapan dan dimana saja sudah barang tentu saya jumpai gubenur,” bebernya.

Sebelumnya, melalui rekaman video yang tersebar, Bakhtiar meminta mantan Ketum PSSI itu belajar bicara dengan sopan. “Kami yakin tujuan gubernur baik, tapi cara penyampaiannya kurang baik. Oleh sebab itu kami sampaikan Pak Gubernurnya tolong belajar berbicara dengan baik dan sopan,” ujarnya.

Sementara itu Edy Rahmadi usai apel kesiapan pengamanan Natal dan Tahun Baru di Lapangan Benteng, Medan, kembali mengingatkan Bakhtiar. “Saya kan bapaknya. Kalau anak melawan bapaknya, berarti durhaka. Saya katakan kalau orangtua dilawan anaknya, berarti anaknya durhaka,” tukas Edy. (nin)

 


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler