JAKARTA - Ketua Fraksi PDI Perjuangan, Puan Maharani menyatakan syarat kuota 30 persen dalam daftar calon legislatif (daleg) harus dipatuhi karena hal itu merupakan perintah undang-undang. Hanya saja, Puan mengakui bahwa tidak mudah memenuhi syarat itu.
"Tapi kami akui juga tidak mudah untuk mengisi 30 persen anggota perempuan seperti yang kami harapkan. Tapi PDI Perjuangan siap memenuhi kuota 30 persen itu dan insya Allah sampai batas akhir penentuan nama-nama caleg PDI Perjuangan, kami sudah dapat memenuhi kuota 30 persen itu," ujar Puan di DPR, Jakarta, Selasa (2/4).
PDPI, lanjut Puan, memang berupaya mendorong munculnya para politisi perempuan yang mampu berkiprah di parlemen maupun pemerintahan. Hanya saja, lanjutnya, banyak hal yang membuat perempuan masuk terkendala dunia politik.
Puan menambahkan, partainya menginginkan perempuan yang maju ke politik memang bisa berkompetensi. Karenanya diperlukan pendidikan politik kepada masyarakat tentang perlunya perempuan berkiprah di politik.
"Ini bagaimana kita memberikan pendidikan politik bagi seluruh masyarakat Indonesia tidak hanya laki tapi juga perempuan, terbuka bagi laki dan perempuan Indonesia yang berkeinginan ikut politik," ungkapnya.
Meski begitu PDI Perjuangan bisa berbangga diri. Pasalnya untuk memenuhi kuota 30 persen perempuan, partai berlambang kepala banteng tersebut tidak merekrut dari luar kader.
"Sampai hari ini semua calon yang masuk kader PDI Perjuangan. Kita tidak merekrut orang yang bukan kader PDIP hanya untuk memenuhi kuota 30 persen perempuan. Namun siapa yang jadi atau tidak itu dinamika di lapangan," tandasnya.(gil/jpnn)
"Tapi kami akui juga tidak mudah untuk mengisi 30 persen anggota perempuan seperti yang kami harapkan. Tapi PDI Perjuangan siap memenuhi kuota 30 persen itu dan insya Allah sampai batas akhir penentuan nama-nama caleg PDI Perjuangan, kami sudah dapat memenuhi kuota 30 persen itu," ujar Puan di DPR, Jakarta, Selasa (2/4).
PDPI, lanjut Puan, memang berupaya mendorong munculnya para politisi perempuan yang mampu berkiprah di parlemen maupun pemerintahan. Hanya saja, lanjutnya, banyak hal yang membuat perempuan masuk terkendala dunia politik.
Puan menambahkan, partainya menginginkan perempuan yang maju ke politik memang bisa berkompetensi. Karenanya diperlukan pendidikan politik kepada masyarakat tentang perlunya perempuan berkiprah di politik.
"Ini bagaimana kita memberikan pendidikan politik bagi seluruh masyarakat Indonesia tidak hanya laki tapi juga perempuan, terbuka bagi laki dan perempuan Indonesia yang berkeinginan ikut politik," ungkapnya.
Meski begitu PDI Perjuangan bisa berbangga diri. Pasalnya untuk memenuhi kuota 30 persen perempuan, partai berlambang kepala banteng tersebut tidak merekrut dari luar kader.
"Sampai hari ini semua calon yang masuk kader PDI Perjuangan. Kita tidak merekrut orang yang bukan kader PDIP hanya untuk memenuhi kuota 30 persen perempuan. Namun siapa yang jadi atau tidak itu dinamika di lapangan," tandasnya.(gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Punya Partai, Mahfud Yakin Bisa jadi Capres
Redaktur : Tim Redaksi