Soal Overdosis Vaksinasi, Simak Penjelasan Dokter Spesialis

Senin, 26 Juni 2023 – 11:19 WIB
Soal Overdosis Vaksinasi, Simak Penjelasan Dokter Spesialis. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Vaksinasi pada anak penting dilakukan agar sejak dini mereka mampu mengembangkan antibodi yang mampu menangkal beragam virus penyakit.

Vaksinasi juga tidak berhenti pada usia anak 9 bulan, tetapi 18 bulan hingga 5 tahun. Sayangnya banyak yang belum mengetahui. 

BACA JUGA: Ribuan Anggota Polri Disuntik Vaksin Influenza di Palembang

"Biasanya kalau anak bayi para Ibu rajin untuk update mana yang belum vaksinnya, tetapi ketika anaknya sudah besar, sudah lupa dan jadwalnya terlambat,” ujar dokter spesialis anak, dr. Melia Yunita, M.Sc., Sp.A., dalam live instagram @ptkalbefarmatbk baru-baru ini.

Hal ini disebabkan karena banyak informasi yang tidak sampai kepada masyarakat sehingga akibatnya, seperti kejadian polio menyerang anak-anak yang sudah besar. 

BACA JUGA: Ditjen Bina Pemdes Gelar Vaksinasi Booster Kepada Para Pegawai, Pak Dirjen Ikut

Melia menyebutkan, anak usia 5 tahun sebaiknya mendapatkan vaksin booster difteri, pertusis, tetanus, dan polio. Hal ini supaya anak-anak sudah memiliki antibodi dan mencegah kata terlambat untuk imunisasi. 

Anak yang tidak menerima vaksinasi berakibat fatal bagi kesehatan. Sebagai contoh wabah difteri yang menyebabkan banyak korban meninggal dunia, juga polio yang melumpuhkan penderitanya, berakibat terhadap kualitas hidup pasien. 

BACA JUGA: Penyebaran Virus Polio Mulai Gawat, New York Sudah Tekan Tombol Darurat

“Polio tidak bisa sembuh, maka bayangkan anak lumpuh selama-lamanya itu kayak apa rasanya,” ungkapnya.

Vaksinasi secara efektif dapat mengurangi risiko sejumlah penyakit, hingga mencegah kematian dan komplikasi penyakit.

Namun, apabila buku data vaksinasi anak hilang ketika anak berusia 5 tahun atau Ibu ragu anak sudah divaksin atau belum, maka bisa segera membawa anak untuk divaksin booster. 

"Sebab, tidak ada yang namanya overdosis vaksin," tegasnya.

Franchise Manager PT Kalventis Sinergi Farma Dainty Loresia menyebutkan berdasar data WHO vaksin menyelamatkan lebih dari tiga juta orang setiap tahunnya. Salah satunya adalah vaksin pra-sekolah. 

"Ternyata salah satu bagian untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak itu dengan pencegahan atau dengan vaksinasi,” tuturnya.

Kalventis menyediakan vaksin DPT combo full range, yakni mulai dari vaksin primer, pre-school booster, dan booster adult.

Vaksin primer yang dimiliki Kalventis ialah hexavalent, maka cukup satu kali suntikan dapat mencegah enam penyakit berbahaya, yakni Difteri, Tetanus, aPertusis, IPV, Hepatitis B, dan Hib (Haemophilus influenza tipe B). 

Dalam hal ini, tidak perlu mencampur-campur vaksinnya atau memberikan berbagai vaksin untuk enam penyakit tersebut untuk anak usia 2—4 bulan dan bulan ke-6.

Lalu ada vaksin booster untuk usia 18 bulan, sehingga untuk memakai yang hexavalent. Setelah itu, ada DPT yang booster di usia 5 tahun menggunakan rekomendasi dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). 

"Kandungannya divaksin Kalventis sesuai, karena D-nya besar, P besar, dan T besar. Jadi, dosisnya besar serta ada bonus polio,” kata Dainty.(esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler