jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum PSSI Erick Thohir punya filosofi tersendiri dalam mengurai benang kusut persepakbolaan nasional.
Erick punya filosofi untuk menghindari debat panjang soal polemik dan lebih memilih mencari solusi atas sebuah persoalan.
BACA JUGA: Jakpro Mulai Perbaiki Rumput JIS Sesuai Rekomendasi FIFA
Ini seperti dalam persoalan pemanggilan pemain ke timnas maupun soal persiapan JIS sebagai lokasi penyelenggaraan Piala Dunia U-17.
"Dari pada kita berpolemik, mending cari solusi," ujar Erick kepada wartawan di sela laga uji coba Timnas U-17 Indonesia kontra Korsel, Rabu malam (30/8).
BACA JUGA: Pengamat Puji Penampilan Timnas U-17 Indonesia yang Beri Perlawanan Sengit ke Korsel
Terkait pemanggilan pemain ke timnas yang kerap ada tarik ulur dengan klub, terutama dalam turnamen di luar agenda FIFA, Erick punya solusinya.
Erick akan memutar elite pro academy yang akan menjadi wadah kompetisi pemain muda. Dari kompetisi itulah nanti timnas akan mendapat tambahan suplai pemain.
BACA JUGA: Remaja Putri Diperkosa 16 Orang, Oh, Pengakuan Korban
Sebab, kata Erick, pangkal kendalanya bukan sekadar izin klub melainkan stok pemain.
Oleh karena PSSI ingin memiliki lapisan timnas yang lengkap sejak tim U-12 hingga tim senior, maka Erick ingin kompetisi usia muda layaknya elite pro academy segera berjalan.
"Kita tentu tetap butuh disupport dari klub dan liga untuk menebalkan jumlah pemain timnas, tetapi, juga September ini kita akan mulai elite pro academy. Itu positif untuk makin menebalkan stok pemain," ujarnya.
Erick mengatakan dengan sistem timnas yang berjenjang maka sudah pasti kompetisi usia muda menjadi kunci.
Elite pro academy, kata Erick, juga bisa menjadi sarana regenerasi bagi klub.
Dengan adanya elite pro academy diharapkan tidak ada jenjang timnas yang kosong. Hal ini terutama jika seluruh jenjang timnas serentak menggelar kegiatan.
Sebagai contoh pada September ini tiga jenjang timnas, yakni U-17, U-23, dan senior sama-sama melakukan uji coba.
"Kenapa membangun tim nasional itu tidak bisa sepotong-sepotong? Kita harus ada kelompok umur terus meningkat dan ini program jangka panjang. Karena terbukti, contoh ketika kita mengadakan pertandingan FIFA Match Day September ini, ada tentu buat senior tim, ada juga buat U-23 AFC, skuad pemainnya jadi tipis. Nah, artinya apa, itulah tugas kami di PSSI untuk menebalkan stok pemain baik lewat liga, elite pro academy, atau TC khusus," ujar Erick.
Layaknya pemanggilan pemain timnas yang mana butuh solusi, hal yang sama juga berlaku terkait pro kontra soal JIS yang jadi lokasi Piala Dunia U-17.
Secara tegas Erick enggan berpolemik dengan kalangan yang menarik persoalan ini ke ranah politik.
Sebab, sejatinya masalah JIS adalah sederhana, yakni melakukan perbaikan layaknya yang dilakukan stadion lain dalam mempersiapkan turnamen besar.
Solusinya, kata Erick, bukan berdebat di media sosial, tetapi, bekerja demi solusi agar JIS bisa jadi lokasi pelaksanaan Piala Dunia U-17.
"Bukan waktunya kita berpolemik. Yang penting kita sebagai tuan rumah harus mempersiapkan ini dengan baik. Saat ini sesuai rekomendasi FIFA pergantian rumput dan pembukaan akses ke stadion JIS sedang dilakukan. Saya memohon maaf kalau dipikir sebelumnya saya mengada-ngada, saya tidak mengada-ngada. Saya justru ingin supaya kita menjadi tuan rumah yang baik," kata Erick menegaskan soal solusi terkait Stadion JIS. (rhs/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Karnaval HUT RI di Mojokerto Jatim Mencekam
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti