Soal Pencopotan Rieke, Bambang PDIP: Bahasamu Enggak Enak

Kamis, 09 Juli 2020 – 14:21 WIB
Rieke Diah Pitaloka. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Bambang Wuryanto menyoroti diksi yang digunakan media dalam memberitakan pergantian Rieke Diah Pitaloka dari posisi wakil ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR.

Bambang menyampaikan penilaiannya saat sesi tanya jawab dalam konferensi pers di ruang Fraksi PDIP DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (9/7).

BACA JUGA: PDIP Ungkap Alasan Krusial Mencopot Rieke Diah Pitaloka dari Baleg

"Yang jadi isu dikau, Ibu Rieke dicopot. Kalimatnya saja enggak enak, dicopot. Itu dirotasi biasa, bos," ujar Bambang.

Dia juga tidak ingin pergantian itu dipahami sebagai ketidakmampuan Rieke dalam menjalankan penugasan fraksinya di Baleg DPR, terutama dalam mengawal RUU Cipta Kerja hingga RUU PIP (Pembinaan Ideologi Pancasila).

BACA JUGA: PDIP Copot Rieke Diah Pitaloka dari Wakil Ketua Baleg, Gara-gara RUU HIP?

Mas Pacul -panggilan akrab Bambang- menyebut Rieke justru sosok berprestasi dan getol memperjuangkan undang-undang yang bermanfaat bagi banyak orang.

"Apakah Bu Rieke tidak mampu? Bu Rieke mampu dan fokus, di mana Bu Rieke pernah mencetak prestasi. Beliaulah yang meloloskan UU SJSN yang kemudian menjadi BPJS yang sekarang dikau merasa kesehatannya relatif terjamin. Itu salah satunya," tegas legislator asal Jawa Tengah ini.

BACA JUGA: Syarief Hasan Minta Presiden untuk Menolak RUU HIP

Sebelumnya dalam konferensi pers itu Ketua Fraksi PDI Perjuangan Utut Adianto mengungkap alasan mencopot Rieke Diah Pitaloka dari pimpinan Baleg dan menggantikannya dengan Komjen Pol (Purn) Muhammad Nurdin. Utut menyebut pergantian itu untuk memperkuat formasi anggota partainya di Baleg DPR itu.

Keputusan itu, kata Utut, tidak hanya sebagai penyegaran, tetapi juga dalam rangka menghadapi tugas berat dan krusial ke depannya.

Sebab, pembahasan omnibus law RUU Cipta Kerja memasuki pembahasan krusial. Begitu juga RUU PIP.

Utut menjelaskan, Muhammad Nurdin dengan latar belakang sebagai purnawirawan polisi dengan pangkat bintang tiga, tentu sangat paham tugas-tugas berat yang akan dijalankannya itu.

"Beliau pernah menjadi kapolda dua kali. Tugas utamanya mengawal itu. Apakah ini berarti Mbak Rieke dianggap tidak mampu? Tidak, tetapi ini memang konsekuensi yang memang kami harus tingkatkan pasukan sesuai dengan bidangnya," jelas Utut.(fat/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler