Soal Pertemuan Menteng, Polri bisa Tiru TNI Usut Kasus Babinsa

Sabtu, 14 Juni 2014 – 13:07 WIB

jpnn.com - JAKARTA -- Direktur Eksekutif Pusat Kajian Pancasila, Hukum dan Demokrasi Universitas Negeri Semarang, Arif Hidayat menegaskan pertemuan Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Komjen Budi Gunawan dengan Anggota Tim Sukses Jokowi - JK, Trimedya Panjaitan, harus diusut hingga tuntas.

Dia mengatakan, dengan metode tertentu dan analisis dari bukti-bukti yang ada, Polri bisa mengolah dan mengusutnya dengan tuntas.

BACA JUGA: Buat Obor Rakyat, Setyardi Gunakan Kocek Pribadi

Ia mengatakan, harusnya Polri melakukan hal yang sama dengan Mabes TNI saat terjadi kasus Babinsa, dengan membentuk tim untuk menyelidiki ini lebih lanjut.

"Harusnya bisa seperti yang dilakukan Panglima TNI Jenderal Moeldoko. Mabes Polri pun bisa membentuk hal yang sama untuk menyelidiki kasus Budi Gunawan,” ungkap dia kepada wartawan, Jumat (13/6).

BACA JUGA: Profesionalisme Pemilu Edukasi Masyarakat

Selain Polri, ia menambahkan, Komisi Pemilihan Umum juga harus bersikap dan menindaklanjuti  karena disinyalir salah satu komisionernya, Hadar Nafis Gumay juga ada di lokasi pertemuan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, itu.

"KPU punya dewan etik saya kira bisa mengkaji apakah itu melanggar etika atau sudah ke ranah pidana,” kata Arif.

BACA JUGA: Pemred Obor Rakyat Heran Tabloidnya Disebut Kampanye Hitam

Ia menambahkan, tak bisa dipungkiri secara politis ada indikasi kuat penyalahgunaan kedudukan Budi saat ini untuk kepentingan tertentu, dalam hal ini capres tertentu. “Dugaan kuat terjadi abuse of power,” kata dia.

Menurutnya, penyalahgunaan kedudukan ini dinilai amat membahayakan institusi Polri di mata masyarakat. Karenanya, ia mengatakan, Komjen Budi harus diproses oleh institusinya. Menutut Arif lagi, langkah itu perlu diambil karena ini adalah salah satu pendidikan politik yang buruk bagi Indonesia.

Arif melihat, media dan akademisi harus terus mengawal kasus ini. “Apapun alasannya, Budi sudah bertindak tidak etis,“ lanjutnya.

Para akademisi, kata dia, juga harus melihatnya dengan serius. “Dengan begitu rakat diberi pembelajaran berdemokrasi yang baik,” kata dia. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pernah Jadi Timses JK, Moderator Dikhawatirkan tak Independen


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler