jpnn.com - Pemilu 2014 merupakan fase penting bagi Indonesia dalam mencari pemimpin di masa yang akan datang. Suksesi kepemimpinan nasional ini menjadi pintu gerbang Indonesia memasuki dunia perubahan, di mana segenap rakyat hidup dalam kenyamanan dan kesejahteraan yang merata.
"Calon pemimpin tidak saja menyuarakan kepentingannya sebagai capres dan cawapres. Tetapi, momentum pemilu juga harus memberikan edukasi yang positif dan cermin yang baik bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PBHMI) Adi Baiquni dalam keterangan persnya, Sabtu (14/6).
BACA JUGA: Pemred Obor Rakyat Heran Tabloidnya Disebut Kampanye Hitam
Menurutnya, guna mencapai hasil tersebut sangat dibutuhkan profesionalisme para elite politik, serta profesionalisme dan independensi penyelenggara pemilu, dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu.
"Paling penting lagi adalah sebuah sinergitas yang terbangun semua komponen bangsa, penyelenggara pemilu dengan institusi Polri sebagai lembaga penegak hukum," beber Adi.
BACA JUGA: Pernah Jadi Timses JK, Moderator Dikhawatirkan tak Independen
Dia menambahkan, keberpihakan Polri dalam ranah politik praktis adalah suatu hal yang mustahil, lantaran secara jelas dan tegas terikat oleh aturan yakni Undang-Undang Nomor 2/2002, Peraturan Pemerintah Nomor 2/2003, serta delapan komitmen Polri dalam mengawal dan menyukseskan Pemilu 2014.
"Sehingga tidak meyakinkan bahwa ada oknum pejabat tinggi Polri terlibat politik praktis," kata Adi.
BACA JUGA: IPW Anggap Surat Pemberhentian Prabowo Bukan Rahasia
Karena itu, Adi berharap, dalam menciptakan situasi damai dan kondusif saat Pilpres 9 Juli nanti perlu didukung sinergitas semua unsur yang berkepentingan. Baik lembaga-lembaga negara maupun komponen umat. (rmo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Pastikan Ada Kejutan di Tuntutan Budi Mulya
Redaktur : Tim Redaksi