Soal Rencana Elektrifikasi Moda Transportasi Massal di Bandung Raya, Dirut KAI Bilang Begini

Sabtu, 19 Oktober 2024 – 12:35 WIB
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo saat ditemui dalam kegiatan KAI Railway Cyclist Fest 2024, Sabtu (19/10). Foto: sources for JPNN

jpnn.com, BANDUNG - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo buka suara mengenai rencana elektrifikasi moda transportasi massal di wilayah Bandung Raya.

Wacana elektrifikasi itu sebelumnya disinggung oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. Elektrifikasi tersebut menghubungkan timur ke barat atau dari Cicalengka sampai ke Padalarang.

BACA JUGA: Libur Panjang, Pengguna Kereta Api Tujuan Kota Bandung Naik 24 Persen

Didiek mengatakan program elektrifikasi baru berjalan 10 persen dari rencana keseluruhan di Indonesia.

Sejauh ini, elektrifikasi transportasi massal yang berjalan baru ada di wilayah Jabodetabek, Bandung, dan Jawa Tengah.

BACA JUGA: LRT Jabodebek Tawarkan Peluang Kerja Sama Branding di Kereta & Stasiun

“Elektrifikasi ini kami baru sekitar 10 sampai 12 persen kereta yang dioperasikan. Jadi KRL dan LRT di Jabodetabek, kereta cepat Jakarta – Bandung, sama KRL yang ada di Yogyakarta dan Solo,” kata Didiek saat ditemui dalam kegiatan KAI Railway Cyclist Fest 2024, Sabtu (19/10).

Menurut Didiek, dalam waktu dekat rencana pembangunan infrastruktur transportasi massal di Bandung Raya akan mulai dikerjakan.

BACA JUGA: Kereta Luxury

“Harapan kami program elektrifikasi nanti di Solo, di Bandung Raya ini segera nih. Ini sudah terencana namun agak tertunda-tunda ya. Harapannya tahun ini, tapi mungkin akan dilakukan tahun depan,” ungkapnya.

Dalam kesempatan ini, Didiek juga sempat mengikuti kegiatan gowes sepeda sejauh 50 km yang diikuti ribuan peserta.

Kegitan gowes bertajuk ‘KAI Railway Cyclist Fest 2024’ itu diikuti 1.262 peserta dan merupakan rangkaian dari Hari Jadi ke-70 PT KAI.

“Kenapa kita melakukan kegiatan ini? Kita kereta api itu ingin membangun gaya hidup yang sehat ya, healthy lifestyle, dengan cara kita selalu melakukan bergerak ya, setiap hari bergerak, apakah itu lari, sepeda, jalan pagi, apapun sebelum kita melakukan aktivitas," jelasnya.

"Supaya apa? Karena kita ingin membangun budaya safety dan sustainability. Jadi tahun 2024 ini kita ingin meningkatkan safety dan sekaligus juga membangun sustainability. Kenapa safety? Kita bergerak di bidang transportasi, keselamatan nomor satu. Safety first, utama keselamatan," tambahnya.

Sebelumnya, Menhub Budi mengatakan, perlu integrasi transportasi massal di wilayah Bandung Raya. Ini dikarenakan kemacetan yang semakin menjadi di Ibu Kota Provinsi Jawa Barat itu.

“Saya sengaja memilih Kota Bandung dan (Bandara) Kertajati) karena paling aktual. Bandung, ya maaf kata harus ditolong. Karena Bandung dalam keadaan cukup padat,” kata Budi di Bandung, Senin (14/10).

“Kementerian Perhubungan sudah menyelesaikan elektrifikasi timur barat, Cicalengka sampai ke Padalarang. Insya Allah akan segera berfungsi tahun ini,” lanjutnya.

Selain elektrifikasi commuter line, di Bandung Raya juga akan dibangun Bus Rapid Transit (BRT) dan Autonomous Rail Transit (ART) untuk menghubungkan wilayah utara dengan selatan.

“Lalu, di utara selatan kami usulkan ART. Anggarannya tidak terlalu mahal jadi mungkin bisa sharing antara pusat dan daerah. Minimal utara – selatan, timur – barat,” tuturnya.

Budi menerangkan, pembangunan transportasi massal ini demi memperlancar lalu lintas dan mobilitas masyarakat.

Ia menargetkan, transportasi massal di Bandung kelak bisa saling terhubung seperti di Jakarta. (mcr27/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler