Soal Rohingya, SBY Minta Jokowi Bertindak Lebih

Minggu, 03 September 2017 – 07:07 WIB
Presiden Joko Widodo dan pendahulunya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pertemuan di Istana Negara, Jakarta pada 9 Maret 2017. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, KUALA LUMPUR - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut angkat bicara tentang persekusi terhadap etnis Rohingya di Myanmar. Menurutnya, permasalahan ini harus segera diselesaikan.

"Rohingnya ini masalah yang sangat serius, kita berharap sebagai sahabat Myanmar, Myanmar sungguh serius untuk mengelola permasalahan ini," ujar SBY usai menjadi pembicara kunci Seminar Demokrasi di Asia Tenggara: Capaian, Tantangan dan Prospek yang diselenggarakan oleh Komisi Nasional HAM Malaysia (SUHAKAM) di Kuala Lumpur, Sabtu (2/9).

BACA JUGA: Pengungsi Rohingya di Indonesia: Kami Salah Apa?

SBY menegaskan, dirinya mengikuti perkembangan di Myanmar sejak masih menjadi presiden. Menurut dia, masalah etnis Rohingya memang sudah melebihi kepatutannya.

"Saya mengerti masalah Rohingya adalah masalah kompleks bagi Myanmar. Isu ini sangat sensitif bagi Myanmar tetapi meskipun kompleks dan sensitif tidak boleh tidak ada solusi, bagaimanapun harus soluasi. Solusinya, harus adil, bijak, permanen sambil merujuk kepada HAM, nilai demokrasi dan hukum internasional," ujarnya.

BACA JUGA: Suu Kyi Memang Bukan Mandela, Lebih Peduli Biskuit ketimbang Nyawa Rohingya

Lebih lanjut, SBY pun berharap konflik Rohingnya tidak sampai menimbulkan gelombang radikalisme dan terorisme serta menjadi konflik antar agama.

Untuk itu, ASEAN pun kata SBY harus melakukan sesuatu dan tidak boleh mengatakan ini hanya urusan dalam negeri Nyanmar. Meskipun ASEAN mempunyai tradisi tidak mencampuri negara-negara anggotanya.

BACA JUGA: Pentolan Al Qaeda Yaman Serukan Jihad Melawan Myanmar

"Ingat kita punya 'new ASEAN charter'. Jadi 'community' dan dalam piagam itu jelas sekali, semua negara harus hormati demokrasi, HAM dan 'rule of law'. Jadi wajib bagi Myanmar dan semuanya untuk menyelesaikan masalah ini karena sudah menyentuh urusan HAM, 'rule of law' dan demokrasi," kata SBY.

Sejak masih menjabat sebagai presiden, SBY mengaku beberapa kali melakukan komunikasi dengan pemimpin Myanmar.

"Saya pernah berkunjung ke Myanmar dengan agenda utama Rohingnya. Indonesia sudah melakukan bantuan kemanusiaan, pendidikan, kesehatan. Kami tidak masuk politiknya, waktu itu saya sampaikan agar laksanakan demokrasi dan tangani Rohingya," ungkapnya.

SBY pun berharap Presiden Jokowi dan Menlu Retno Marsudi bisa bertindak lebih dari hanya sekedar pernyataan tegas.

"Harus mengambil prakarsa bersama pemimpin lain agar segera mengambil prakarsa untuk mengakhiri pembunuhan yang sudah melebihi batas. Harapan saya kepada Ibu Aung San Suu Kyi, dunia sudah menobatkan beliau sebagai tokoh perdamaian, banyak harapan kepada beliau. Sekarang saatnya menunjukkan 'wisdom' beliau," demikian SBY. (san/rmol)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Diminta Panggil Pulang Dubes Indonesia Untuk Myanmar


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler