Soal Tak Datang, Satu Jurusan Batal Ujian

Selasa, 16 April 2013 – 10:13 WIB
PAYAKUMBUH--- Mesti baru dimulai Senin (15/4) pagi, tapi pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA, MA dan SMK pada sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat, sudah terlihat kacau-balau. Banyak sekolah kekurangan soal ujian, sehingga harus memperbanyak dengan cara fotocopy. Bahkan, ada sekolah yang sama-sekali tidak kebagian soal ujian.

Seperti ditemukan di SMA Negeri 2 Payakumbuh. Di sekolah berjuluk "Kampus Flamboyan" ini, sebanyak 84 siswa-siswi jurusan IPS, batal mengikuti ujian nasional hari pertama. Ini terjadi karena soal Bahasa Indonesia yang diujikan, tidak sampai ke sekolah di kawasan Bukiksitabuah, Nagari Aiatabik tersebut.

"Kami sangat kecewa sekali. Naskah ujian Bahasa Indonesia untuk siswa-siswi  jurusan IPS, tidak sampai ke sekolah kami. Sehingga,  84 siswa-siswi batal mengikuti ujian. Padahal, mereka  sudah lama mempersiapkan diri," kata Kepala SMAN 2 Payakumbuh  Haji Yunaidi kepada Padang Ekspres, Senin siang.

Yunaidi menjelaskan, perkara tidak adanya naskah ujian Bahasa Indonesia  untuk siswa-siswi jurusan IPS SMAN 2 Payakumbuh, sudah diketahuinya sejak Minggu (14/4) malam. Waktu itu, ada pemberitahuan dari Koordinator Pengawas Satuan Pendidikan untuk wilayah Payakumbuh.

"Pada Minggu malam, Koordinator Pengawas Satuan Pendidikan yang berasal dari Perguruan Tinggi memberitahukan, bahwa untuk SMAN 2 Payakumbuh, naskah soal jurusan IPS tidak ada. Karena itu, saya tanyakan, bagaimana tindaklanjutnya. Tapi sampai pukul 22.00 WIB, naskah soal tetap tidak ada," kata Yunaidi.

Pada Senin pagi, saat pihak sekolah bersama pengawas mengambil naskah ujian yang diamankan di Mapolsekta Payakumbuh kawasan Kaniangbukik, tetap saja naskah ujian untuk siswa-siswa jurusan IPS SMAN 2 tidak ada. "Kami sungguh kecewa, sejak Minggu malam kami pertanyakan, sampao Senin pagi naskah ujian belum juga ada," ucap Yunaidi.

Setelah digelar pertemuan antara Koordinator Pengawas Satuan Pendidikan, pengawas ruangan (pengawas ujian sekolah) dan Dinas Pendikan, akhirnya di sepakati, ujian Bahasa Indonesia untuk 84 siswi-siswi jurusan IPS SMAN 2 Payakumbuh ditunda. Seluruh siswa, kemudian dikumpulkan di lapangan basket sekolah tersebut.

"Waktu anak-anak dikumpulkan, pengawas menyampaikan, bahwa ujian bahasa Indonesia untuk jurusan IPS, ditunda hingga waktu yang belum ditentukan. Saya lihat, anak-anak kecewa. Bahkan ada yang menangis. Ada pula  yang bertanya kepada saya, mengapa kami dibedakan pak," ucap Yunaidi dengan nada bergetar.

Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat Nasional 2012 versi Kementerian Agama itu masih khawatir dengan pelaksanaan ujian nasional di sekolahnya, terutama untuk Selasa (15/4 ini dan Rabu (16/4) besok. "Naskah ujian untuk besok (hari ini-red), masih belum cukup," kata Yunaidi.

Yunaidi tidak menjelaskan, naskah ujian apa saja yang masih kurang. Tapi dia menyebut, sebanyak 236 siswa-siswinya dari jurusan IPA, Selasa ini, akan mengikuti ujian fisika dan bahasa Inggris. Sedangkan, 84 siswa-siswi dari jurusan IPS, akan mengikuti ujian ekonomi dan bahasa Inggris.

"Sedangkan untuk ujian Rabu besok, dengan mata ujian yang sama antara jurusan IPA dengan IPS, yakni mata pelajaran matematika, sampai sekarang soalnya belum ada satu lembar pun. Saya sangat cemas, tadi sudah saya sampaikan kepada Kordinator Satuan Pengawas Pendidikan yang mengantar lembar jawaban ke Padang,: kata Yunaidi.

Selain persoalan naskah  ujian Bahasa Indonesia yang tidak sampai  ke SMAN 2, pelaksanaan ujian nasional 2013 di Kota Payakumbuh juga diwarnai dengan persoalaan tidak cukupnya jumlah soal yang diterima sejumlah sejumlah sekolah. Seperti ditemukan di SMAN 3, MAN 3, SMA  PGRI dan SMKN 2.

"Di SMK Negeri 2, naskah ujian teknik komputer tidak cukup. Begitu pula di SMAN 3, MAN 3, dan SMA PGRI. Sesuai surat yang kami terima, sekolah yang mengalami kekurangan naskah ujian, dapat melakukan fotocopy. Dan itu, sudah dilakukan tadi pagi," kata Kepala Dinas Pendidikan Payakumbuh Hasan Basri, Senin sore.

Hasan menyebut, jumlah peserta UN 2013 di Payakumbuh mencapai 3.416 orang. Terdiri dari dari 1.252 pelajar SMA, 1.632 pelajar SMK, 464 pelajar MA, dan 68 warga belajar paket C. "Khusus untuk paket C, ujiannya  di SMPN 1. Sedangkan pengawas ruangan yang kita libatkan, sebanyak 422 guru," jelasnya.

Wakil Wali Kota Payakumbuh Suwandel Muchtar yang memonitor pelaksanaan UN bersama Ketua DPRD Wilman Singkuan, Kadisdik Hasan Basri, Kakan Kemenang Salman K Memed, Staf Ahli Wako Edvianus, dan Ketua Dewan Pendidikan Sevindrajuta, meminta panitia UN tingkat Provinsi Sumbar,  dapat memastikan ketersediaan soal UN untuk Payakumbuh.

Terpisah, Ketua Forum Komunikasi Guru Payakumbuh Adnin Syam meminta Kemediknas, bertanggungjawab  penuh terhadap buruknya distribusi soal ujian nasional. "Sejumlah kasus yang ditemukan di Payakumbuh pada hari ini, membuktikan, ujian nasional adalah produk yang dipaksakan Kemendiknas," tegasnya.

Forum Komunikasi Guru Payakumbuh jug meminta Kemendiknas menghentikan pelaksaan Ujian Nasional mulai tahun ini. "Penilaian siswa itu merupakan hak guru. Kembalikan kepada guru. Jangan dipaksakan lagi ujian nasional. Karena pelaksanaannya terbukti kacau-balau dan membuat panik siswa, guru serta wali murid," kata Adnin Syam.

Tidak hanya guru, pengurus Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Payakumbuh dan Limapuluh Kota,  dalam keterangan pers di kantor perwakilan Padang Ekspres Payakumbuh Senin sore, ikut menyorot buruknya pelaksanan ujian nasional 2013. Mereka menyerukan Mendiknas Muhammad Nuh segera diganti.

"UN tahun ini merupakan UN terburuk sepanjang sejarah. Kami menyerukan, agar Mendiknas segera diganti," kata Ketua Umum IPM Payakumbuh Zidny Ilmiah, didampingi Ketua Bidang Pengkaderan Yolvia Putra dan Ketua Bidang Advokasi Adelia, sambil menyerahkan pernyataan sikap mereka.

Yolvia Putra mengatakan, keterlambatan percetakan naskah soal UN 2013 adalah bukti kekacauan sistem di Kemendiknas. "Dengan keterlambatan ini, bakal mengakibatkan kebocoran soal karena adanya penundaan UN di beberapa provinsi, bahkan di Payakumbuh sendiri," ucapnya.

Yolvia menilai, kualitas kertas Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) tahun ini sangat buruk karena tipis dan mudah robek. "Apabila teman-teman kami yang ujian tadi pagi, tidak hati-hati, pada saat dihapus, lembaran jawaban akan memudar, bahkan sangat mudah robek," katanya.

Berdasarkan hasil diskusi anggota IPM Payakumbuh, menurut Adelia, banyak pelajar peserta UN, merasa takut dengan kondisi LJUUN dan soal yang disatukan atau dipaketkan. "Teman-teman kami, lebih banyak menggunakan waktu, untuk berhati-hati memisahkan," kata Adelia.

Selanjutnya, tukuk Adelia, dengan adanya pemaketan antara soal dan lembar jawaban, peserta mendapat beban mental yang sangat tinggi. "Karena apabila LJUN robek atau bolong, maka mereka harus mengulang dengan soal yang baru dari awal, sementara waktu tersedia sangat pendek," ujar Adelia. (frv)

BACA ARTIKEL LAINNYA... UN Bonus Tempat Tidur dan Makan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler