jpnn.com, JAKARTA - Teror bakar mobil yang terjadi di sejumlah daerah di Jawa Tengah, masih menghantui masyarakat. Kepolisian pun hingga kini belum mengungkap siapa pelakunya.
Berdasarkan catatan di kepolisian, kasus pembakaran mobil dan motor tersebut sudah 27 kali terjadi. Terbanyak di Kota Semarang, disusul Kendal, Ungaran hingga Grobogan.
BACA JUGA: Keterangan Saksi Mata Kasus Teror Bakar Mobil di Grobogan, Sampai Kapan?
Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono mengatakan bahwa aksi teror tersebut bertujuan menciptakan keresahan masyarakat. Hal itu sesuai dengan laporan dari Direktorat Intelkam.
BACA JUGA: Teror Bakar Mobil dan Motor Diperkirakan Hingga Pemilu Selesai
BACA JUGA: Teror Bakar Mobil dan Motor Diperkirakan Hingga Pemilu Selesai
”Tidak ada motif ekonomi maupun dendam pribadi. Kami simpulkan ini murni upaya menciptakan keresahan di tengah masyarakat," ucap Condro. Adakah kaitannya dengan Pemilu? Dia menjawab, itu murni perbuatan kriminal.
Berdasar penelusuran Jawa Pos, para korban tidak memiliki latar belakang partai politik. Mereka rata-rata masyarakat biasa yang berasal dari kalangan ekonomi kelas menengah. Di Puspogiwang I, misalnya. Korban bernama Sunarto adalah penjual bakso di Kabupaten Grobogan.
BACA JUGA: Analisis Polisi: Ada TKP Lain yang Bakal Disasar Teror Bakar Mobil dan Motor
Nah, bagaimana kiminolog melihat rangkaian peristiwa tersebut? Berikut wawancara JPNN dengan kriminolog Universitas Indonesia (UI) Iqrak Sulhin, Jumat (8/2).
Bagaimana analisis anda terhadap peristiwa bakar mobil dan motor di Jateng? Apa motifnya?
Saya juga berpandangan sama (dengan polisi). Sekadar iseng. (pelaku) hanya ingin menciptakan kecemasan tertentu di masyarakat.
Hal ini diperlihatkan oleh target yang sementara ini terindikasi acak. Kecuali, bila kemudian polisi menemukan pola di antara korban, maka motif akan berbeda.
Apakah kasus semacam ini pernah terjadi dan apa contohnya?
Yang bersifat random seperti ini saya belum lihat lagi datanya. Bila ini benar sekadar iseng untuk bikin kecemasan, berarti ada yang sengaja menciptakan? Dan apakah relevan dikaitkan dengan situasi pilitik jelang Pemilu?
Kalau pertanyaannya apakah ada kaitannya dengan situasi politik, berarti kita sudah menyimpulkan bahwa ada motif politik. Menurut saya belum terlihat indikasi ke arah sana. Kecuali ada pola di korban, misalnya sebagian besar kendaraan yg dibakar adalah milik politisi.
Apakah ada pola korban yang politisi? Ini bisa menjawab kemungkinan tersebut. Tapi pendapat saya, ini masih keisengan yang serius.
Iseng yang serius. Bisa disimpulkan bahwa peristiwa ini sengaja diciptakan?
Iseng tidak berarti gila, artinya pelaku memang punya tujuan. Dari perspektif warga, tentu menciptakan kecemasan. Tapi sampai level apa? Ini hanya pelaku yang bisa menjawab, atau ada aksi-aksi lanjutan yang lebih serius.
Pembakaran kendaraan ini sudah terjadi di empat daerah di Jateng, total 27 kejadian. Untuk kasus sebanyak itu, apakah ini dilakukan orang yang profesional?
Profesional dalam kriminologi adalah konsep yang menggambarkan kriminal yang sudah karir. Saya kita tidak. Apakah bisa dilakukan oleh anggota gang? Bisa saja, karena dalam tipologi gang ada yang orientasinya hanya melakukan kekerasan. Untuk kasus ini, kita lihat perkembangannya untuk bisa menyimpulkan demikian.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Laporan Wadir Intelkam Kasus Teror Bakar Mobil dan Motor
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam