jpnn.com - SIANTAR - Nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) kembali muncul dalam soal UN Bahasa Inggris. Entah ada muatan politis atau tidak, hal itu membuat Wakil Ketua Forum Komunikasi Dewan Pendidikan Sumut, Armaya Siregar kecewa.
Soal berbau Jokowi ditemukan dalam bentuk narasi sebanyak lima paragraf yang diinstruksikan untuk menjawab pertanyaan nomor 16 dan 17. Soal UN Bahasa Inggris yang mengandung tokoh politik Jokowi menceritakan tentang sikapnya terhadap kebijakan mobil murah, yang berdampak pada kemacetan Kota DKI Jakarta.
BACA JUGA: Kemendikbud Nyatakan JIS Tak Berizin
Dalam naskah soal untuk menjawab pertanyaan nomor 16 dan 17 itu dijelaskan, bahwa Jokowi tidak setuju dengan kebijakan mobil murah, dengan alasan untuk mengurangi tingkat kemacetan.
"Jokowi also plans to restrict the used private vehicles. He ensures this plan will not be succesful when the cheap cars are roaming on the streets of the capital," tulis narasi dalam lembar soal Bahasa Inggris itu.
BACA JUGA: Sembilan Peserta UN Mengundurkan Diri karena Menikah
Armaya Siregar kepada Metro Siantar kemarin menilai, pertanyaan yang tertuang dalam soal ujian nasional yang menyebut-nyebut nama Jokowi merupakan sebuah opini yang sengaja dibuat supaya siswa tersebut memilih Jokowi pada pemilihan Presiden nanti.
Selain pihak Bawaslu, Armaya juga menegaskan pentingnya pertanggungjawaban dari Menteri Pendidikan, karena telah mengotori dunia perpolitikan di ruang lingkup sekolah. “Menteri Pendidikan harus bertanggung jawab,” ucapnya.
BACA JUGA: Hari Kedua Unas, Laporan Makin Menggila
Selain dua pihak yang disebut di atas, masih ada pihak lain yang harus mempertanggungjawabkan, yaitu Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) selaku penerbit soal UN. Karena soal UN itu tidak boleh berbau politik.
“Tidak dibenarkan soal ujian berbau politik. Apalagi nama itu muncul sampai dua kali. Sepertinya hal ini bukan lagi kelalaian pihak BSNP melainkan unsur kesengajaan,” tegas Aramaya.
Dia meminta supaya pembuat soal UN untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dipecat saja. Kemudian, kepada Bawaslu diimbau menyeret temuan ke tindak pidana pemilu.
“Mengenai soal tokoh, masih banyak tokoh yang bisa diangkat seperti, Jendral Hugeng, mantan Kapolri yang dikenal sebagai orang yang jujur. Kemudian Ali Sadikin dan banyak lagi. Mengapa harus Jokowi?” tandasnya.
Informasi dihimpun METRO, nama Jokowi ditemukan dalam soal Bahasa Inggris nomor soal 16 dan 17. Ada dua siswa dari salah satu SMA Negeri di Siantar mengaku menemukan soal mengenai Jokowi. Mereka adalah FZ dan RAP kelas XII IPA 2. Kedua siswa kelas tiga SMA ini mengaku, pada pemilihan Presiden 9 Juli mendatang, keduanya sudah cukup umur untuk memberikan hak suaranya. (end)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemendikbud Bangun SMK Unggulan di Setiap Daerah
Redaktur : Tim Redaksi