jpnn.com, JAKARTA - Pengamat intelijen senior Suhendra Hadikuntono menilai Presiden Joko Widodo sudah on the track dalam penanganan virus corona.
Dia pun memuji respons Jokowi yang langsung menelepon Tedros Adhanom Ghebreyesus sesaat setelah menerima surat dari direktur jenderal World Health Organization (WHO) itu.
BACA JUGA: Semoga Pak Jokowi Mau Kesampingkan Politik dan Berlakukan Lockdown demi Tangkal Corona
“Hal tersebut merupakan sikap sigap dan tanggung jawab serta bentuk kewaspadaan yang ditunjukkan oleh Presiden Jokowi,” kata Suhendra, Sabtu (14/3).
Dia menambahkan, sikap tanggap Jokowi itu menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia sudah dalam garis yang benar atau on the track dalam penanganan Covid-19.
BACA JUGA: PSI Yakin Jokowi Mampu Mengatasi Dampak Virus Corona
“Presiden Jokowi tidak menginginkan Indonesia digunakan sebagai fokus atau perhatian dunia terkait masalah Covid-19," imbuhnya.
Pada saat pihak pemerintah sedang fokus menangani Covid-19, lanjut Suhendra, lembaga intelijen negara harus sigap menangkal semua kepentingan yang akan memperkeruh suasana atau mengail di air keruh.
"Secara logika seharusnya aparat intelijen negara mempunyai kemampuan untuk mengamankan politik negara," imbuh Suhendra.
Suhendra juga memprediksi perang pada masa depan bukan lagi mengandalkan senjata berat artileri atau bom.
Menurut Suhendra, perang pada masa depan lebih cenderung perang intelijen dengan berbagai cara
Salah satunya adalah menggunakan senjata biologis atau bioteknologi. Dia menjelaskan, perang intelijen dengan bioteknologi membutuhkan riset yang panjang.
“Namun, ada keunggulannya yaitu sulit terdeteksi dan bisa berdampak destruktif yang lebih masif dan sistemik," kata Suhendra.
Menurut Suhendra, perkembangan teknologi saat ini sudah begitu pesat dan tak terkendali.
"Tidak ada batasan lagi dalam menghancurkan pertahanan sebuah negara dengan menggunakan segala cara," papar Suhendra. (jos/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ragil