jpnn.com, JAKARTA - Kemajuan teknologi telah mengubah cara memandang platform media sosial.
Mereka tidak lagi hanya sebagai alat untuk berbagi konten, tetapi juga sebagai wahana bisnis yang sangat potensial.
BACA JUGA: Soal Wacana Penutupan TikTok Shop, Menparekraf Sandiaga: Mohon Berikan Masukan
Salah satu contoh paling menonjol adalah TikTok yang telah menghadirkan TikTok Shop, menggabungkan media sosial dengan e-commerce.
Namun, hadirnya TikTok Shop telah memicu perdebatan yang hangat tentang perannya di Indonesia.
BACA JUGA: TikTok Shop Hadir di Amerika Serikat, Ratusan Juta Pengguna Menyerbu
Bahkan, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki telah menyuarakan pandangannya mengenai TikTok Shop.
Menurut Menkop Teten, integrasi antara media sosial dan e-commerce yang dilakukan TikTok Shop seharusnya tidak diperbolehkan di Indonesia.
Hal ini telah menimbulkan spekulasi bahwa TikTok Shop mungkin akan ditutup di Indonesia.
Namun, apa dampaknya jika TikTok Shop tutup?
Untuk menjawab pertanyaan ini, berikut ini pandangan dari pemilik Kiminori Kids, sebuah merek pakaian anak-anak.
Baginya, jika TikTok Shop berhenti beroperasi, bisnis UMKM, seperti Kiminori Kids mungkin tidak akan terlalu terpengaruh.
Mereka akan tetap berjalan seperti biasa.
Namun, perlu diingat bahwa dampaknya akan lebih besar bagi para reseller.
Kiminori Kids memiliki hampir 1.000 reseller yang mengandalkan TikTok Shop sebagai salah satu platform utama untuk berjualan.
Banyak di antara reseller ini adalah ibu rumah tangga yang mengandalkan pendapatan mereka pada platform ini.
Polemik seputar integrasi media sosial dan e-commerce bukanlah masalah eksklusif Indonesia.
Negara-negara besar, seperti Amerika Serikat dan India juga menghadapi masalah serupa dengan menolak konsep integrasi media sosial dan e-commerce dalam satu platform.
Menkop Teten Masduki berargumen bahwa gabungan antara media sosial dan e-commerce memiliki potensi untuk menciptakan monopoli bisnis, terutama ketika satu platform mengendalikan sistem pembayaran, logistik, dan interaksi sosial.
Ini bisa menjadi tantangan besar bagi UMKM yang berusaha bersaing dalam dunia digital.
Selain itu, Teten menekankan pentingnya regulasi yang jelas terkait cross-border commerce.
Berbekal aturan yang tepat, UMKM di Indonesia akan memiliki peluang yang setara untuk bersaing dalam ranah digital.
Pemilik platform digital juga harus beroperasi secara transparan dan tidak memanipulasi algoritma mereka untuk keuntungan yang tidak adil.
Di era digital saat ini, kehadiran platform, seperti TikTok Shop memberikan kemudahan bagi pelaku bisnis, terutama UMKM.
Namun, untuk memastikan bahwa semua pihak mendapatkan manfaat yang adil, regulasi yang jelas dan adil adalah kunci utama.
Melalui pengaturan yang tepat, hubungan antara media sosial dan e-commerce dapat berkembang dengan seimbang, memberikan kesempatan bagi bisnis kecil untuk tumbuh dalam ekosistem digital yang semakin kompleks. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi