jpnn.com - TikTok akhirnya meluncurkan produk e-commerce, TikTok Shop, di Amerika Serikat, dengan lebih dari 150 juta pengguna.
Sebagai bagian dari peluncuran ini, perusahaan membawa fitur-fitur seperti tab belanja khusus di layar utama, belanja melalui video langsung, iklan yang bisa dibeli, dan program afiliasi untuk pencipta konten.
BACA JUGA: Jabatan Bripka Nuril Suami TikToker Luluk Sofiatul Jannah Dicopot, Gilang Berkata Begini
"TikTok Shop memberdayakan merek dan pencipta untuk terhubung dengan pelanggan yang berinteraksi berdasarkan minat mereka, dan menggabungkan kekuatan komunitas, kreativitas, dan perdagangan untuk memberikan pengalaman belanja yang mulus," kata Bytedance dalam blog resmi.
Pencipta konten dapat menandai produk untuk memudahkan pengguna dalam membeli barang dari video dalam feed dan video langsung.
BACA JUGA: Pemerintah Kota New York Blokir TikTok
Suatu merek juga dapat membuat portofolio produk mereka sendiri yang dapat diakses dari halaman profilnya.
TikTok Shop juga memiliki tab khusus, yang diluncurkan di pasar lain pada Juni, yang memungkinkan pengguna mencari produk berbeda, menemukan produk melalui rekomendasi, menjelajahi item dalam berbagai kategori, dan mengelola pesanan mereka.
BACA JUGA: TikTok Cs Bikin Anak-Anak Kecanduan, MUI Minta Pemerintah Tidak Diam Saja
Selain memungkinkan merek untuk melakukan hosting produk mereka di platform, ByteDance juga menyediakan solusi logistik dalam program "Dipenuhi oleh TikTok," bersama dengan metode pembayaran yang aman.
TikTok mengatakan bahwa perusahaan telah mendaftarkan lebih dari 200.000 penjual di produk TikTok Shop.
Selain itu, lebih dari 100.000 pencipta telah mendaftar untuk program Afiliasi.
Pekan ini, Bloomberg melaporkan bahwa banyak pengguna AS telah melihat tombol belanja di aplikasi mereka.
Namun, hanya merupakan tampilan untuk produk-produk murah atau tiruan dari China.
Sementara itu, eksekutif TikTok memberi tahu The New York Times bahwa lebih dari 90 persen penjual di TikTok Shop berbasis di AS.
Di AS, TikTok bertujuan untuk memanfaatkan popularitas tren seperti #TikTokMadeMeBuyIt, baik dari hashtag maupun istilah tersebut telah mendapatkan miliaran views.
Perusahaan ini menghadapi persaingan ketat di sektor e-commerce dari Amazon dan Shien, yang kabarnya sedang merencanakan IPO.
Bulan lalu, laporan dari The Information mengeklaim bahwa TikTok berencana untuk melarang tautan e-commerce pihak ketiga. Namun, ByteDance membantah klaim tersebut. (techcrunch/ant/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... e-Commerce TikTok Meresahkan, Menkominfo Singgung Izin Kemendag
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha