jpnn.com, JAKARTA - Menteri Agraria Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan A. Djalil menyampaikan pesan khusus untuk Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko.
Pesan itu disampaikan Sofyan saat menerima kunjungan kerja Laksana di ruang rapat menteri ATR/kepala BPN, kantor Kementerian ATR/BPN di Jalan Sisingamangaraja, Nomor 2, Jakarta, Kamis (24/6).
BACA JUGA: Ampek Apresiasi Langkah Sofyan Djalil Pecat Oknum BPN Nakal
Dalam kesempatan itu Sofyan didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian ATR/BPN Himawan Arief Sugoto, Kepala Pusat Pengembangan dan Standarisasi Kebijakan Agraria Tata Ruang dan Pertanahan, Oloan Sitorus; dan Aula Andika Fikrullah Al Balad.
Kunjungan kerja ini Laksana itu bertujuan untuk konsolidasi kelembagaan dan pemantapan organisasi BRIN.
BACA JUGA: Kementerian ATR/BPN Tangani Sengketa dan Konflik Pertanahan Secara Terukur
Selain itu, pertemuan juga membahas program kerja yang penting dan mendesak guna menciptakan ekosistem, pengembangan, dan pengkajian hasil riset dan inovasi untuk kemajuan riset yang lebih baik bagi NKRI.
Sofyan pun menyambut hangat dan menyampaikan dukungan penuh kepada lembaga yang dipimpin oleh ilmuwan fisika ini.
BACA JUGA: Ahmad Basarah Mendorong BRIN Bisa Memproduksi Vaksin Covid-19 Karya Anak Bangsa
Dia menjelaskan bahwa pelaksanaan koordinasi penelitian dan pengkajian saat ini masih sangat kecil, sehingga keberadaan BRIN sebagai koordinator riset dan inovasi di Indonesia ini sangat bermanfaat dan strategis guna mengakomodasi hasil riset yang bermanfaat untuk kebutuhan masyarakat luas.
Sofyan mencontohkan di bidang pertanian misalnya, pengembangan teh, kopi, dan cokelat saat ini belum berjalan dengan baik dikarenakan kurangnya riset yang dilakukan pada bidang tersebut.
Menurut dia, kondisi ini berbeda dengan di Malaysia. Dia mencontohkan, Malaysia mampu ‘menduniakan’ durian musang king-nya.
“Di lain sisi, varian durian kita tak kalah banyak. Oleh karenanya, dibutuhkan kajian dan pengembangan khusus agar penelitian kita tidak berakhir sebagai paper products semata, tapi juga mampu dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas dan bahkan menjadi komoditas terbesar di dunia,” kata Sofyan.
Selain itu, lanjut dia, penting juga untuk diintegrasikan ke semua bahwa kini sudah saatnya perekonomian bergerak atas dasar innovation based economy, bukan lagi resource based economy.
Laksana dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa BRIN membutuhkan dukungan dari berbagai kementerian.
Sehingga koordinasi riset dan inovasi di tiap kementerian dan lembaga penelitian nonkementerian (LPNK) dapat berjalan baik.
Hasil penelitian bisa lebih menjawab kebutuhan masyarakat.
Di sisi lain, Laksana juga menyampaikan kendala yang dihadapi terkait dengan inventarisasi tanah yang belum bersertipikat di lembaga riset BRIN, sehingga mengurangi konsentrasi peneliti yang bekerja di sana.
Menanggapi aspirasi itu, Menteri Sofyan mengatakan bahwa kementerian yang dipimpinnya sangat serius menyelesaikan sengketa dan konflik pertanahan yang dapat menghalangi kepentingan orang banyak.
“Kami siap berkolaborasi, Pak Handoko. Apalagi, riset dan inovasi merupakan dua hal yang paling penting guna mewujudkan Indonesia yang maju dan dapat bersaing di kancah global. Kami siap untuk itu,” tutup Sofyan A. Djalil. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy