jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah tokoh pemuda lintas agama mulai resah dengan luapan solidaritas terhadap etnis Rohingya di media sosial yang mulai tak terkendali. Pasalnya, aksi tersebut berpotensi menimbulkan kekisruhan di dalam negeri.
Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Azhar Simanjuntak mengatakan, solidaritas yang dilakukan terhadap estnis Rohingya memang diperlukan.
BACA JUGA: Batal Kepung Borobudur, Pindah ke Masjid Annur
Selain dukungan moral, solidaritas juga diharapkan bisa menekan pemerintah Myanmar untuk menghentikan aksi kekerasan. Namun hal itu harus dilakukan secara tepat.
Terkait rencana sebagian kelompok yang ingin menduduki Candi Burobudur, misalnya, dia menilai sebagai tindakan tidak tepat.
BACA JUGA: Please, Tak Usah Menyeret Isu Rohingya untuk Komoditas Politik
Selain tidak ada hubungannya, hal itu justru bisa menimbulkan kegaduhan di Indonesia.
”Jangan sampai semangat membangun solidaritas kemanusiaan yang ingin ditunjukkan justru merusak Islam itu sendiri,” ujarnya di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, kemarin (5/9).
BACA JUGA: Ingat! Novel Baswedan Itu Dahulu Penyidik Kepolisian
Pemuda kelahiran Aceh Tamiang itu juga berharap agar elite politik tidak menggunakan isu Rohingya sebagai alat politik untuk tujuan tertentu.
Dahnil mensinyalir, ada sejumlah pihak yang memainkan isu tersebut untuk menyudutkan pemerintahan Jokowi.
”Kalau ada yang menggunakan isu Rohingya sebagai isu politik, maka itu adalah tindakan politik yang memuakkan,” terangnya.
Ketum DPP Generasi Muda Buddhis Indonesia Bambang Patijaya juga menyampaikan hal yang serupa. Menurutnya, semua pihak harus bisa menahan diri untuk tidak mempolitisasi atau membelokkan isu tersebut.
Dia menilai, keutuhan di Indonesia yang sudah terjadi selama ini tidak digadaikan untuk kepentingan sesaat. ”Sekali lagi, kita harus beri informasi berimbang terkait apa yang terjadi di sana,” ujarnya.
Terpisah, Menko Polhukam Wiranto meminta seluruh kelompok masyarakat di tanah air tenang menyikapi kondisi di Rakhine State, Myanmar.
Dia tidak ingin gelombang dukungan terhadap warga Rohingnya di sana malah menjadi sumber keributan.
Apalagi jika bentuk dukungan tersebut menyalahi ketentuan. Seperti insiden pelemparan bom molotov ke kantor Kedutaan Besar Myanmar. "Itu nggak boleh," tegasnya.
Menurut dia, aksi tersebut sudah merusak dan menimbulkan ancaman. Bentuk dukungan seperti itu yang tidak diharapkan pemerintah. Karena malah menimbulkan masalah. (far/syn/fat)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak Tito, Ini Ada Pesan dari Novel Baswedan
Redaktur & Reporter : Soetomo