jpnn.com, PONOROGO - Puluhan siswa MTs/MA Ma’arif 1 Ponorogo, Jatim, menggelar salat gaib, doa bersama dan pembacaan pernyataan solidaritas terhadap etnis Rohingnya, kemarin (5/9).
Aksi dilaksanakan di Masjid Al Jariyah, Jarakan, Banyudono. ‘’Kami sedih, karena di sana banyak manusia tak berdosa yang menjadi korban,’’ kata Ahmad Ainun Zefa Zahari, salah seorang siswa.
BACA JUGA: Solidaritas Terhadap Etnis Rohingya Jangan Picu Kisruh
Pengurus OSIS MTs Ma’arif 1 Ponorogo itu menjelaskan, dirinya tahu tragedi tersebut setelah membaca berita di koran. Dia merasa prihatin atas terjadinya tragedi kemanusiaan itu.
Karena itu, dia bersama siswa lainnya mengikuti kegiatan doa bersama dan salat gaib. ‘’Kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian dan solidaritas kami terhadap para korban,’’ jelasnya.
Para pelajar berharap pemerintah dan PBB ikut turun tangan mendorong penegakan keadilan masyarakat etnis Rohingnya di Myanmar.
Dia menilai tragedi tersebut melanggar hak asasi manusia (HAM). ‘’Kami sebagai pelajar hanya bisa mendoakan. Dan seharusnya pemerintah bertindak,’’ ungkapnya.
Murdianto, salah seorang pengurus yayasan menjelaskan, doa bersama dan salat gaib bukan sebagai aksi unjuk rasa. Tapi, masih dalam konteks pembelajaran kepada siswanya siswanya di sekolah tentang kemanusiaan.
‘’Ini bentuk kontribusi kami untuk tragedi tersebut, di samping juga menanamkan rasa kepedulian sosial kepada anak-anak,’’ terangnya.
Setelah salat gaib, siswa mengikuti doa bersama dilanjutkan membaca pernyataan solidaritas untuk Rohingnya.
Dia berharap pernyataan itu didengar pemerintah. ‘’Kami percaya pemerintah memiliki jalan untuk ikut menyelesaikan permasalahan tersebut,’’ ungkapnya.
Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kemenag Ponorogo, Siswo Widodo mengaku pihaknya mendukung kegiatan salat gaib para pelajar.
Menurutnya, kegiatan itu baik untuk mengajarkan siswa tentang solidaritas. ‘’Itu inisiatif yang baik dari madrasah. Karena kegiatan positif, tentu kami mendukungnya,’’ ungkapnya. (tif/irw)
Redaktur & Reporter : Soetomo