Seperti diberitakan, bentrokan antarwarga terjadi di Solo sejak Kamis hingga Jumat pekan lalu. Enam orang terluka akibat kejadian itu. Pramono menambahkan, kejadian Solo sepertinya tidak ada kaitannya dengan Pilkada yang bakal dihelat di DKI Jakarta. “Mungkin orang menganggap bahwa itu murni adanya,” katanya.
Tetapi lanjut dia, selama ini dilihat, diketahui, bahwa di Solo jarang sekali terjadi bentrokan. Menurutnya, Solo itu boleh dibilang basis utama kelompok nasionalis di republik ini. Makanya, kata dia, dari dulu Solo itu toleransi beragamanya paling tinggi dibanding daerah lainnya.
Pramono mengakui, di Solo memang ada ormas yang berhaluan garis keras. Tapi selama ini praktis tidak pernah ada benturan massa. Makanya, kata Pramono, mengherankan jumlah massa seperti tersiapkan dengan baik yang berbenturan dengan masyarakat. “Kalau saya melihat apakah ini konspirasi teori atau tidak, saya ingin melihat mudah-mudahan tidak ada,” tegas Pramono.
Ia menegaskan, kejadian itu berawal dari bergerombolnya orang-orang, sehingga tidak mungkin kalau tidak ada yang mendorong. Tapi, imbuh da, kejadian ini merupakan akibat dari sekelompok orang yang tidak bisa menahan diri saja, bukan yang sudah disetting. “Sekali lagi, mudah-mudahan ini murni karena kelompok yang tidak bisa menahan dirinya,” tambahnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Foke Kagumi Cagub dari Jalur Independen
Redaktur : Tim Redaksi