Solusi Pemerintah Atasi Karhutla di Kemarau Panjang

Selasa, 27 Agustus 2019 – 20:12 WIB
Hujan buatan yang dilakukan di Kalimantan Barat. Foto: Humas KLHK

jpnn.com, KALIMANTAN BARAT - Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memprediksi puncak musim kemarau masih berlangsung hingga September. Menghadapi hal ini, upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus ditingkatkan, salah satunya dengan opsi hujan buatan.

"Kondisi awan sudah lebih dari 70 persen, sehingga hujan buatan memungkinkan untuk dilakukan," kata Menkopolhukam Wiranto saat memimpin peninjauan kondisi terkini penanganan karhutla di Kalimantan Barat, beberapa hari lalu.

BACA JUGA: KLHK Dorong Usaha Kehutanan Off Farm Manfaatkan Fasilitas Dana Bergulir

Wiranto juga menyampaikan, ketersediaan sumber daya manusia, sumber air, sarana, dan prasarana di Kalbar sudah cukup, namun masih perlu ditingkatkan.

"Saya diminta untuk memberikan arahan. Saya kira arahan tidak perlu, karena yang diarahkan lebih tahu kondisi di lapangan, dan sudah menjalankannya dengan baik. Maka arahan saya singkat saja, terus tingkatkan doa dan usaha,” sebut Wiranto.

BACA JUGA: Menteri Siti: Selamat Jalan Pak Asmara

BACA JUGA: KLHK Segel Perusahaan Penyebab Karhutla di Jambi

Dalam laporannya, Komandan Satuan Tugas Pengendalian Karhutla (Dansatgas Dalkarhutla) Kalbar, yang diwakili oleh Kepala Staf Korem (Kasrem) 121/ABW, Kol. Inf. Achmad Solihin menyampaikan, tahun ini terjadi penurunan hotspot (titik panas) di Kalbar.

BACA JUGA: KLHK Bantu Lima Kabupaten Pulihkan Daerah Aliran Sungai Citarum

"Kondisi hotspot di Kalbar selama 1 Januari hingga 20 Agustus 2019 sejumlah 6.724. Jumlah ini menurun dibandingkan periode yang sama pada 2018, yaitu 9.991,” sebut dia.

Achmad juga melaporkan, berkat kerja keras Satgas Dalkarhutla, operasionalisasi sejumlah bandara di Kalbar masih berjalan dengan lancar tanpa hambatan.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menyampaikan terima kasih, karena dengan adanya peninjauan ini, memberikan semangat khususnya bagi segenap jajaran dalam pengendalian karhutla di Provinsi Kalbar.

"Kebakaran hutan dan lahan ini harus diakhiri agar tidak berulang setiap tahunnya. Kami telah dan akan terus melakukan berbagai upaya, diantaranya dengan mengeluarkan Peraturan Gubernur yang memperketat penanggulangan karhutla yang terjadi pada lahan konsesi," tuturnya.

BACA JUGA: Wiranto Sebut 99 Persen Penyebab Karhutla adalah Manusia, Sisanya Faktor Alam

Sutarmidji mengungkapkan, dari hasil evaluasi, titik api paling banyak berada di konsesi. "Ada 93 perusahaan yang sudah kita panggil. Selain itu, 11 di antaranya sudah disegel dan masih mungkin bertambah," jelasnya.

Oleh karena itu, dalam Peraturan Gubernur tersebut juga memperketat persyaratan untuk pemadaman di areal konsesi, termasuk mengatur agar biaya yang timbul menjadi kewajiban pemilik konsesi. (cuy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wiranto: Hati-hati Kalau tidak bisa Mengatasi ini Akan Dicopot


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
karhutla   Wiranto   KLHK  

Terpopuler